Rabu, 05 September 2012

KELAS X ~ SEMESTER 2


EKONOMI

KEGIATAN BELAJAR 1 : PRINSIP DAN MOTIF EKONOMI

1.      Prinsip Ekonomi
Prinsip ekonomi adalah berusaha dengan alat-alat atau dana tertentu untuk memperoleh hasil atau tujuan sebesar-besarnya, atau dengan biaya atau pengorbanan yang sekecil-kecilnya untuk memeroleh hasil yang tertentu. Dengan demikian prinsip ekonomi menunjukkan :
a.       Suatu bertindak yang berusaha mencapai hasil optimal (sebesar-besarnya) dibandingkan dengan biaya atau pengorbanan yang dikeluarkan.
b.      Suatu cara bertindak yang berusaha mencapai hasil tertentu dengan mengeluarkan biaya atau pengorbanan yang sedikit mungkin.
Prinsip ekonomi selalu berkaitan dengan efisien. Kata efisien menunjukkan perbandingan yang seoptimal mungkin antara pengorbanan dan hasil (dengan titik berat pada segi pengorbanan). Jadi, cara kerja yang efesien menunjukkan bahwa suatu hasil dicapai dengan biaya atau pengorbanan yang paling sesuai tanpa pemborosan, misalnya seorang konsumen harus mempertimbangkan bagaimana membagi-bagi penghasilannya yang terbatas itu untuk keperluan makan, minum, pakaian, dll sedemikian rupa sehingga kebutuhan hidup terpenuhi dengan sebaik-baiknya (seoptimal mungkin)
Manusia harus selalu bertindak rasional, artinya manusia berusaha memperoleh kepuasan maksimum dengan pengorbanan minimum. Orang yang menggunakan prinsip ekonomi dalam hidupnya tidak berarti mementingkan diri sendiri dan merugikan orang lain. Akan tetapi sebaliknya, prinsip ekonomi dapat ditetapkan dalam kehidupan bermasyarakat, terutama dalam masyarakat yang sedang membangun.
2.      Motif Ekonomi
Motif Ekonomi adalah alasan yang mendorong manusia melakukan tindakan ekonomi. Untuk mencakupi kebutuhan hidup, manusia berusaha mencari nafkah. Jadi mencukupi kebutuhan hidup termasuk motif ekonomi sedangkan berusaha mencari nafkah merupakan tindakan ekonomi.
Apabila tindakan manusia diarahkan pada suatu tujuan tertentu, artinya bahwa tindakan ekonomi tersebut mempunyai maksud-maksud tertentu, tindakan ekonomi tadi dilakukan berdasarkan motif ekonomi. Misalnya untuk hidup hemat, maka dari seluruh penghasilan yang diterima seseorang tidak seluruhnya dibelanjakan melainkan sebagian ditabung. Tujuannya agar di kemudian hari dapat memiliki tempat tingal. Jadi motif ekonomi disini merupakan motif yang mendorong manusia melakukan tindakan ekonomi untuk mencari kemakmuran atau suatu motif yang mendorong manusia untuk bertindak ekonomis atau hemat.
Beberapa motif yang mendasari manusia melakukan tindakan ekonomi adalah sebagai berikut:
  1. Motif Memperoleh Kekuasaan
Motif memperoleh kekuasaan ditunjukkan untuk dapat memperoleh kekuasaan dalam masyarakat. Misalnya pengusaha-pengusaha yang relatif sudah makmur masih terus bekerja keras mengembangkan perusahaannya dengan cara kerja yang efesien atau ekonomis, dengan harapan ia dapat mengusai perdagangan yang lebih luas.
  1. Motif Memperoleh Penghargaan
Sebagian orang berpendapat bahwa agar menjadi orang yang terpandang di dalam masyarakat, harus memiliki kekayaan melebihi kekayaan orang lain. Misalnya berupa tanah, emas, dan mobil.
Ditinjau dari segi ekonomi, cara yang demikian kadang-kadang tidak efesien. Fungsi sosial kekayaan tersebut kurang bermanfaat bagi bnyak orang.
  1.  Motif Mencari Laba
Motif mencari laba adalah dorongan untuk mencari laba atau keuntungan yang didorong oleh inovasi atau peneman-penemuan.
  1.  Motif Sosial
Motif sosial adalah keinginan untu menolong sesama maanusia. Misalnya memberi bntuan kepada orang yang terkena bencana alam, menyantuni fakir miskin, dan memberi sumbangan pada tempat-tempat ibadah.

KEGIATAN BELAJAR 2 : KEGIATAN EKONOMI DAN PERILAKU EKONOMI
A. Kegiatan Ekonomi
Kegiatan Ekonomi yang dilakukan dalam kehidupan ekonomi dapat dibedakan menjadi tiga yaitu kegiatan konsumsi, kegiatan produksi, dan kegiatan distribusi.
  1. Kegiatan Konsumsi

Konsumsi adalah tindakan menghabiskan atau mengurangi secara berangsur-angsur manfaat suatu barang dalam memenuhi kebutuhan untuk memelihara kelangsungan hidupnya.
Ø    Ciri-ciri barang konsumsi:
a.       Barang konsumsi untuk mempeorlehnya diperlukan pengorbanan    (barang ekonomi)
b.      Barang konsumsi dikerjakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
c.       Manfaat nilai atau jumlah barang yang digunakan tersebut akan habis sekaligus atau berangsur-angsur.
Ø   Tujuan kegiatan konsumsi
a.       Mengurangi nilai guna suatu barang dan jasa secara bertahap.
b.      Menghabiskan atau mengurangi nilai guna suatu barang sekaligus.
c.       Memuaskan kebutuhan jasmani dan rohani
Ø   Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi:
a.       Pendapatan
b.      Harga Barang dan Jasa.
c.       Kebiasaan Konsumen
d.      Adat Istiadat.
e.       Barang Substitusi.
f.       Selera Konsumen.
  1. Kegiatan Produksi
Produksi adalah kegiatan menambah faedah (kegunaan) suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.
Jenis produksi dapat dibedakan sebagai berikut :
a.   Produksi Barang
Produksi barang dapat dibedakan atas produksi barang konsumsi dan produksi barang modal. Barang konsumsi merupakan barang siap untuk dikonsumsi, sedangkan barang modal merupakan barang yang dipergunakan untuk menghasilkan barang baru.
b.  Produksi Jasa
Produksi jasa dapat dibedakan atas jasa langsung dapat memenuhi kebutuhan dan jasa tidak langsung memenuhi kebutuhan, contoh jasa langsung adalah dokter, bengkel, dan guru, sedangkan contoh jasa tidak langsung adalah perbankan dan perdagangan.
Tujuan Produksi
Tujuan produksi antara lain sebagai berikut :
a.       Untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
b.      Berupaya untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.
c.       Menghasilkan barang setengah jadi guna memenuhi kebutuhan produksi selanjutnya.
d.      Meningkatkan produksi nasional dalam rangka meningkatkan kemakmuran rakyat.
e.       Memacu tumbuhnya usaha produksi lain sehingga dapat menyerang pengangguran.
f.       Meningkatkan pendapatan masyarakat atau pendapatan Negara.
g.      Memproduksi barang-barang ekspor berarti meningkatkan sumber devisa Negara.

Fungsi Produksi
Merupakan suatu proses yang artinya sebagai suatu cara yang dipergunakan di dalam pengelolaan bahan baku atau mentah untuk dijadikan barang jadi.
Sebelum kegiatan produksi dilaksanakan, diperlukan suatu perencanaan yang matang, misalnya:
§  Produk apa yang akan di buat
§  Berapa banyaknya
§  Bahan baku apa yang dinilai
§  Siapa yang mengerjakan
§  Untuk siapa produk itu dibuat
Fungsi produksi dapat dirinci sebagai berikut:
·         Sebagai suatu proses
·         Merupakan jasa-jasa
·         Suatu perencanaan
·         Merupakan pengawasan
Proses Produksi
Dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
·         Proses Produksi Terus Menerus
·         Proses Produksi Terputus-putus

  1. Kegiatan Distribusi 
Distribusi adalah penyaluran atau penyampaian barang-barang dan jasa-jasa dari produsen ke konsumen.

Tujuan Distribusi 
Adalah untuk menyampaikan barang atau jasa dari tempat produsen ke tempat pengguna atau pemakai.
Fungsi Distribusi
·         Memperlancar arus penyaluran barang dan jasa kepada konsumen.
·         Menyampaikan barang dan jasa dari produsen ke tangan konsumen.
Perantara-perantara dalam Distribusi:
1.      Pedagang
·         Pedagang Besar (Grosir)
·         Pedagang Eceran (Retailer)
2.  Perantara-perantara Khusus
·         Agen
·         Makelar
·         Komisioner
3. Eksportir dan Importir
·         Eksportir
·         Importir
4. Lembaga-lembaga Pembantu

Saluran Distribusi
a.       Saluran distribusi barang konsumsi langsung ke konsumen tanpa melalui perantara.
b.      Saluran distribusi hasil industry sebagai berikut:
Produsen agen distributor hasil industry pemakai hasil industry
Produsen agen pemakai hasil industry
Produsen distributor hasil industry pemakai hasil industry
Produsen pemakai hasil industry
c.       Saluran distribusi hasil pertanian sebagai berikut:
Petani langsung ke pemakai
Petani tengkulak ke pemakai
Petani tengkulak grosir pedagang kecil pemakai
Petani pasar swalayan pemakai
Para Pelaku Ekonomi dan Peran Pelaku Ekonomi
Para pelaku kegiatan ekonomi dapat dibedakan menjadi 4 kelompok besar yaitu:
Rumah Tangga
Dalam kegiatan ekonomi, rumah tangga (rumah tangga konsumen), memiliki dua peran.
·         Sebagai konsumen terhadap barang dan jasa guna memenuhi kebutuhan hidup.
·         Sebagai penyedia faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, tanah, bahan baku, modal dan pengusaha (kewirausahaan). Sebagai penyedia bahan baku, misalnya rumah tangga mempunyai ladang yang ditumbuhi kayu mahoni, kemudian kayunya dijual kepada perusahaan mebel agar diolah menjadi perabotrumah tangga.
Untuk melakukan konsumsi, rumah tangga memerlukan pendapatan berupa uang. Dari mana pendapatan tersebut diperoleh dan apa saja bentuknya? Pendapatan rumahtangga umumnya diperoleh dari perusahaan dalam bentuk sebagai berikut.
·         Upah atau gaji, yaitu imbalan yang diterima rumah tangga karena telah mengorbankan tenaga dalam kegiatan produksi.
·         Sewa, yaitu imbalan yang diterima rumah tangga karena telah menyewakan tanah atau bangunan untuk pelaku kegiatan produksi.
·         Bunga, yaitu imbalan yang diterima rumah tangga karena telah meminjamkan sejumlah uang sebagai modal untuk melakukan kegiatan produksi.
·         Laba, yaitu imbalan yang diterima rumah tangga karena telah mengorbankan pikiran, tenaga, dan keahliannya untuk mengelola perusahaan sehingga perusahaan mampu memperoleh laba.
·         Hasil penjualan, yaitu imbalan yang diterima rumah tangga dari menjual bahan baku kepada perusahaan.
·         Dari semua penjelasan di atas diketahui adanya interaksi antara rumah tangga dengan perusahaan. Interaksi tersebut menyebabkan terjadinya arus uang dan barang serta jasa antara rumah tangga dan perusahaan.
Perusahaan
Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengetahui ada berbagai macam perusahaan (rumah tangga produksi). Ada perusahaan yang dimiliki swasta, ada pula perusahaan yang dimiliki negara. Selain itu, kita mengenal adanya koperasi sebagai salah satu bentuk usaha yang memiliki peran dalam kegiatan ekonomi. Jika ditinjau dari bentuk hukum, perusahaan dapat dikelompokkan menjadi perusahaan perorangan, firma, CV, dan PT. Perusahaan-perusahaan itu sebagai salah satu pelaku ekonomi memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi. Peran perusahaan tersebut meliputi hal-hal berikut.
·         Membeli faktor-faktor produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, modal, dan pengusaha (kewirausahaan).
·         Mengelola atau mengombinasikan faktor-faktor produksi untuk memproduksi barang dan jasa. Di sini perusahaan berperan sebagai produsen.
·         Menjual barang dan jasa yang sudah dihasilkan kepada rumah tangga, pemerintah, masyarakat luar negeri atau kepada ketiga-tiganya.
·         Bertanggung jawab terhadap kesejahteraan karyawan dan masyarakat sekitar.
Kesejahteraan dapat ditingkatkan dengan memberikan upah di atas UMR (upah minimum regional), menjamin keselamatan tenaga kerja, dan menjamin hari tua karyawan. Kesejahteraan masyarakat sekitar dapat ditingkatkan dengan cara aktif menyumbang pembangunan sarana-sarana umum, mengurangi atau menghilangkan dampak negatif limbah, membina perusahaan-perusahaan kecil sebagai bapak angkat, memberikan bea siswa, dan lain-lain.
Pemerintah
Dalam kegiatan ekonomi, pemerintah dapat berperan sebagai produsen, konsumen, dan pengatur kegiatan ekonomi. Berikut ini uraian mengenai pemerintah.
Pemerintah dalam perannya sebagai produsen memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Contoh barang dan jasa yang dihasilkan pemerintah, yaitu minyak (Pertamina), semen (PT Semen Cibinong), baja (PT Krakatau Steel), listrik (PT PLN Persero), pesawat terbang (PT Dirgantara Indonesia), pendidikan (sekolah negeri dan perguruan tinggi negeri), kesehatan (puskesmas dan rumah sakit), hukum dan keamanan (Polisi, TNI, dan peradilan), pos (PT POS Indonesia), dan lain-lain.

Masyarakat Luar Negeri
Pengertian masyarakat luar negeri mencakup negara dan masyarakat luar negeri itu sendiri. Adapun peran masyarakat luar negeri dalam kegiatan ekonomi adalah sebagai berikut.
a.       Sebagai Konsumen
b.      rumah tangga luar negeri akan membeli barang daan jasa dari  negara lain.
c.       Sebagai Produsen
d.      Sebagai Investor
Hubungan antara pelaku ekonomi dinyatakan dalam arus barang dan arus uang yang bertemu di pasar. Hubungan-hubungan tersebut sebagai berikut:
1. Sektor Rumah Tangga
Terdiri dari individu-individu yang bersifat homogen.
a. Hubungan dengan Perusahaan
- rumahtangga melakukan pembelian barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan untuk konsumsi.
- rumah tangga mendapatkan pendapatan berupa gaji, upah, sewa, dividen, bunga, dll dari perusahaan.
b. Hubungan dengan Pemerintah
- rumah tangga menyetorkan sejumah uang sebagai pajak.
- rumah tangga menerima penerimaan berupa gaji, bunga, penghasilan non balas jasa, dll.
c. Hubungan dengan Dunia Internasional
- rumah tangga mengimpor barang dan jasa dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan hidup.
2. Sektor Perusahaan
Gabungan unit kegiatan yang menghasilkan produk barang dan jasa.
a. Hubungan dengan RumahTangga
- perusahaan menghasilkan produk-produk barupa barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat.
- perusahaan memberikan penghasilah dan keuntungan kepada rumah tangga barupa gaji, deviden, sewa, upah, bunga, dsb.
b. Hubungan dengan Pemerintah
- perusahaan membayar pajak kepada pemerintah.
- perusahaan menjual produk dan jasa kepada pemerintah.
c. Hubungan dengan Dunia Internasional
- perusahaan melakukan impor atas produk barang maupun jasa dari luar negri.
3. Sektor Pemerintah
Bertindak sebagai pembuat dan pengatur kebijakan masyarakat dan bisnis.
a. Hubungan dengan RumahTangga
- pemerintah menerima setoran pajak rumah tangga untuk kebutuhan operasional, pembangunan, dan lain-lain.
- pemerintah
b. Hubungan dengan Perusahaan
- pemerintah mendapatkan penerimaan pajak dari pengusaha.
- pemerintah membeli produk dari perusahaan berdasarkan dana anggaran belanja yang ada.
4. Sektor Dunia Internasional / Luar Negeri
hubungan ekspor dan impor produk barang dan jasa dengan luar negeri.
a. Hubungan dengan RumahTangga
- dunia internasional menyediakan barang dan jasa untuk kepentingan rumah tangga.
b. Hubungan dengan Perusahaan
- dunia internasional mengekspor produknya kepada bisnis-bisnis perusahaan

Pada dasarnya bagan di atas menggambarkan peranan masing-masing pelaku ekonomi.
1.
Rumah Tangga Konsumen (RTK) yang menghasilkan Faktor-Faktor Produksi menjualnya ke pasar faktor produksi. Sebagai balas jasa akan diterima uang berupa sewa, upah, bunga dan laba.
Dari penghasilannya, RTK akan membelanjakan uang untuk membeli barang dari pasar barang, membayar pajak kepada pemerintah atau membeli barang impor. Selisih dari penghasilan dengan pengeluarannya digunakan untuk ditabung.
2.
Rumah Tangga Produsen (RTP) membeli Faktor-Faktor Produksi dari RTK dan memberikan uang sebagai balas jasa RTK. Selanjutnya RTP memproduksi barang/jasa dan dijual ke pasar barang atau diekspor. Hasil penjualan tadi yang berupa uang digunakan selain untuk membayar Faktor- Faktor Produksi juga digunakan untuk membayar pajak kepada pemerintah dan melakukan investasi.
3.
Rumah Tangga Pemerintah memperoleh pendapatan dari penerimaan pajak pribadi, pajak usaha, bea masuk dan sumber lain. Pendapatan ini digunakan pemerintah untuk membangun negara dengan cara belanja barang, membayar gaji pegawai negeri, memberikan subsidi dan lain-lain.

4.
Rumah Tangga Luar Negeri dalam bidang ekonomi melakukan kegiatan ekspor dan impor serta kegiatan lain yang menguntungkan tiap negara.



KEGIATAN BELAJAR 3 : PERILAKU KONSUMEN DAN PERILAKU PRODUSEN
1.      Manfaat Dan Nilai Suatu Barang
A.    Guna dan Manfaat Barang
Manfaat dari suatu barang adalah kemampuan dari barang itu untuk memenuhi atau memuaskan kebutuhan manusia. Manfaat suatu barang dapat bersifat subjektif, artinya bergantung pada orang yang membutuhkannya dan hanya dapat diukur dengan menggunakan tingkat intensitas kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh barang itu.
Macam-macam kegunaan atau manfaat barang:
a.       Kegunaan bentuk (Utility Plece)
b.      Kegunaan Tempat (Utility of Plece)
c.       Kegunaan kepemilikan (ownership Utility)
d.      Kegunaan waktu (Utility of time)
e.       Kegunaan pelayanan (Service Utility)
b.      Kegunaan dasar (Emementary Utility)

B.        Nilai Barang
Suatu barang dan jasa dikatakan bernilai, karena mempunyai kemampoan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Nilai barang dan jasa dapat dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut:
Description: http://soerya.surabaya.go.id/AuP/e-DU.KONTEN/edukasi.net/Ekonomi/Perilaku.Konsumen/images/image5.jpg




2.      TEORI KONSUMSI
A.               Hubungan antara jumlah dan kegunaan suatu barang
Jumlah barang yang dimiliki dan kegunaannya sangat mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen terhadap barang tersebut. Manfaat suatu barang bagi tiap-tiap orang akan berbeda-beda tergantung dan kwalitas dari barang yang dimiliki atau di konsumsi.
B.       Hukum Gossen I
Berdasarkan pola konsumsi manusia dalam mengonsumsi satu jenis barang untuk mencapai utilitas maksimum, lahirlah Hukum Gossen I yang dikemukakan oleh Hermann Heinrich Gossen. Pada intinya, hukum ini menyatakan:
”Jika pemenuhan kebutuhan akan satu jenis barang dilakukan secara terus-menerus, utilitas yang dinikmati konsumen akan semakin tinggi, tetapi setiap tambahan konsumsi satu unit barang akan memberikan tambahan utilitas yang semakin kecil.”
Utilitas dari meminum air dapat dinyatakan dalam angka. Misalnya, pada saat Anda pertama kali minum, tingkat utilitas Anda baru mencapai nilai 6 util. Selanjutnya, pada saat Anda meminum air dalam gelas kedua nilai tingkat utilitas Anda meningkat menjadi 11util. Demikian juga, pada saat Anda meminum air dalam gelas ketiga nilai tingkat utilitas Anda naik lagi menjadi 15 util. Selanjutnya, secara berturut-turut untuk gelas keempat nilai tingkat utilitasnya menjadi 18 util, untuk gelas kelima nilai tingkat utilitasnya menjadi 20 util, untuk gelas keenam nilai tingkat utilitasnya adalah 21util, untuk gelas ketujuh juga nilai tingkat utilitasnya adalah 21 util.
C.       Hukum Gossen II
H.H. Gossen mengemukakan lagi teorinya, yang dikenal dengan hukum Gossen II, yang menyatakan: 

“Jika konsumen melakukan pemenuhan kebutuhan akan berbagai jenis barang dengan tingkat pendapatan dan harga barang tertentu, konsumen tersebut akan mencapai tingkat optimisasi konsumsinya pada saat rasio marginal utility (MU) berbanding harga sama untuk semua barang yang dikonsumsinya.”


Contoh Tabel yang anda buat tersebut menguraikan tentang seorang konsumen yang memaksimumkan utilitas dari satu barang (air minum) yang dikonsumsinya. Dalam kehidupan sehari-hari, setiap konsumen selalu mencoba mancapai utilitas maksimum dari berbagai jenis barang yang dikonsumsinya. Seandainya harga setiap barang adalah sama, utilitas akan mencapai maksimum pada saat utilitas marjinal dari setiap barang adalah sama. Sebagai contoh, Fatimah mengonsumsi 3 jenis barang yaitu X, Y, dan Z. Ternyata kuantitas X yang kedua, kuantitas Y yang ketiga, dan kuantitas Z yang kelima, memberikan utilitas yang sama. Jadi, Fatimah akan mencapai utilitas maksimum pada saat mengonsumsi dua unit barang X, tiga unit barang Y, dan lima unit barang Z. Secara ringkas, hal tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
MUX =  MUY  =  MUZ

3.      FUNGSI PRODUKSI
Fungsi produksi adalah suatu bagian fungsi yang ada pada perusahaan yang bertugas untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang diperlukan bagi terselenggaranya proses produksi. 
Faktor produksi dibedakan menjadi 4 macam, yaitu sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan wirausahawan. Menurut prilaku penggunaannya, faktor produksi dapat dibedakan menjadi 2 kelompok sebagai berikut:
a. Faktor Produksi Tetap
b. Faktor Produksi Tidak Tetap

4.      TEORI PRODUKSI
Dengan penggunaan faktor produksi tetapyang sama, penambahan faktor produksi variabel yang selalu dilakukan dalam suatu usaha tidak selalu merupakan proses produksi yang efisien, yang akan memberikan peningkatan hasil yang sebanding. hal tersebut dikarenakan faktor produksi tetap mempunyai keterbatasan penggunaan.





KEGIATAN BELAJAR 4 : PERMINTAAN DAN PENAWARAN
A.    PERMINTAAN
  1. Pengertian Permintaan
Menurut ilmu ekonomi, permintaan adalah berbagai jenis dan jumlah barang dan jasa yang diminta pembeli pada berbagai kemungkinan harga dalam periode tertentu di pasar.
  1. Hukum Permintaan
Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik jumlah barang yang diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang diminta meningkat. Dengan demikian hukum permintaan berbunyi:
“Semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang tersedia diminta, dan sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang bersedia diminta.”
Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan tersebut berlaku jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap).
  1. Faktor yang mempengaruhi permintaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan:
1. Harga barang itu sendiri
Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang itu bertambah.

2. Harga barang lain yang terkait
Berpengaruh apabila terdapat 2 barang yang saling terkait yang keterkaitannya dapat bersifat subtitusi (pengganti) dan bersifat komplemen (penggenap).

3. Tingkat pendapatan perkapita
Dapat mencerminkan daya beli. Makin tinggi tingkat pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu barang meningkat.

4.Selera atau kebiasaan
Tinggi rendahnya suatu permintaan ditentukan oleh selera atau kebiasaan dari pola hidup suatu masyarakat.

5.Jumlah penduduk
Semakin banyak jumlah penduduk yang mempunyai selera atau kebiasaan akan kebutuhan barang tertentu, maka semakin besar permintaan terhadap barang tersebut.

6.Perkiraan harga di masa mendatang
Bila kita memperkirakan bahwa harga suatu barang akan naik, adalah lebih baik membeli barang tersebut sekarang, sehingga mendorong orang untuk membeli lebih banyak saat ini guna menghemat belanja di masa depan.

7.Distribusi pendapatan
Tingkat pendapatan perkapita bisa memberikan kesimpulan yang salah bila distribusi pendapatan buruk. Jika distribusi pendapatan buruk, berarti daya beli secara umum melemah, sehingga permintaan terhadap suatu barang menurun.

8.Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan.
Bujukan para penjual untuk membeli barang besar sekali peranannya dalam mempengaruhi masyarakat. Usaha-usaha promosi kepada pembeli sering mendorong orang untuk membeli banyak daripada biasanya.
  1. Macam-macam permintaan
·         Permintaan berdasarkan daya beli konsumen terdiri dari:
1.      Permintaan efektif, yaitu permintaan yang disertai dengan daya beli dan sudah dilaksanakan. Permintaan efektif ini dapat diketahui dari tinggi rendahnya hasil penjualan barang/jasa.
2.      Permintaan potensial, yaitu permintaan yang disertai dengan kemampuan membeli tetapi belum terjadi transaksi. Misalnya orang-orang kaya yang menghadiri penawaran suatu produk baru, memiliki kemampuan sekaligus keinginan untuk memiliki barang yang ditawarkan, tetapi belum melakukan transaksi pembelian.
3.      Permintaan absolut, yaitu permintaan yang tidak didukung dengan kemampuan membeli. Keadaan ini menunjukkan rendahnya daya beli masyarakat, tetapi keinginan untuk memiliki barang sangatlah besar.
·         Permintaan berdasarkan pendapatan riil atau nyata konsumen terdiri dari:
1.      Permintaan Konsumen, yaitu permintaan yang dilakukan oleh seluruh anggota masyarakat terhadap barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
2.      Permintaan Pengusaha, yaitu berawal dari pengusaha berusaha memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan konsumen.
3.      Permintaan Pemerintah, yaitu bertitik tolak dari pemerintah mengeluarkan belanja untuk kelancaran roda pemerintah sehingga menimbulkan permintaan pemerintah terhadap barang dan jasa.
4.      Permintaan Luar Negeri, yaitu permintaan yang datang dari konsumen, pengusaha dan pemerintah negara lain sehingga mempengaruhi juga permintaan dalam negeri.
·         Permintaan berdasarkan jumlah permintaannya terdiri dari:
1.      Permintaan Individual, yaitu permintaan terhadap sejumlah barang di pasar pada waktu dan harga tertentu yang dilakukan oleh individu tertentu.
2.      Permintaan pasar, yaitu permintaan terhadap suatu barang di pasar pada waktu dan harg tertentu yang dilakukan oleh sekelompok konsumen
  1. Daftar permintaan dan kurva permintaan
Hubungan antara permintaan suatu barang dengan berbagai kemungkinan tingkat harga dapat digambarkan dalam bentuk kurva
a.       Fungsi Permintaan
Merupakan bentuk matematis untuk menggambarkan kurva permintaan merupakan hubungan antara variabel hargadengan variabel jumlah barang atau jasa. Secara sistematis, fungsi permintaan tersebut dapat di tulis dalam bentuk:
Q=-aP+b
b.      Daftar Permintaan
Daftar permintaan ialah suatu tabel yang memberi gambaran dalam angka-angka tentang hubungan antara harga dengan jumlah yang diminta masyarakat. Ia menggambarkan besarnya permintaan yang ada pada berbagai tingkat harga.
c.       Kurva Permintaan
Kurva Permintaan dapat didefinisikan sebagai : “Suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan anta ra harga suatu barang tertentu dengan jumlah barang tersebut yang diminta para pembeli.” Kurva permintaan berbagai jenis barang pada umumnya menurun dari kiri ke kanan bawah. Kurva yang demikian disebabkan oleh sifat hubungan antara harga dan jumlah yang diminta yang mempunyai sifat hubungan terbalik.
B.     PENAWARAN
1.      Pengertian Penawaran
Penawaran adalah jumlah barang dan jasa yang tersedia untuk dijual pada berbagai tingkat harga dan situasi
2.      Hukum Penawaran
Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan bahwa:
“Semakin tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya, makin rendah harga suatu barang, semakin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan.”
3.      Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran
a.       Biaya produksi    
b.      Teknologi
c.       Harga barang lain
d.      Tujuan perusahaan
e.       Jumlah produsen
f.       Pajak
g.      Kebijakan pemerintah
4.      Daftar penawaran dan Kurva Penawaran
Hubungan antara penawaran suatu barang dengan berbagai tingkat harga dapat digambarkan dalam bentuk kurva.
1)      Fungsi Penawaran
Merupakan bentuk matematis untuk menyusun daftar penawaran pada berbagai kemungkinan tingkat harga. bentuk umum fungsi penawaran sebagai berikut.
Q=aP-P
2)      Daftar Penawaran
Daftar penawaran yang gambaran yang menunjukan jumlah penawaran pada berbagai tingkat harga.
3)      Kurva Penawaran
Kurva penawaran dapat didefinisikan sebagai :
“Yaitu suatu kurva yang menunjukkan hubungan diantara harga suatu barang tertentu dengan jumlah barang tersebut yang ditawarkan”.
- Kalau penawaran bertambah diakibatkan oleh faktor-faktor di luar harga, maka supply bergeser ke kiri atas.
- Kalau berkurang kurva supply bergeser ke kiri atas.
- Terbentuknya harga pasar ditentukan oleh mekanisme pasar

KEGIATAN BELAJAR 5 : HARGA KESEIMBANGAN DAN ELASTISITAS
A.    Keseimbangan Pasar
1.      Pengertian Harga Keseimbangan 
Harga keseimbangan (harga pasar) merupakan harga yang terjadi sebagai akibat interaksi permintaan dan penawaran terjadi di pasar, maka harga keseimbangan disebut harga pasar.
Kecenderungan pembeli ialah menginginkan harga murah dengan kualitasbarang yang bagus, sedangkan penjual mempunyai kecenderungan untuk mendapatkan keuntungan banyak. kecenderungan berlawanan ini tidak akanmenghasilkan transaksi jika tidak ada kesepakatan harga.kesepakatan harga pasar terbentuk melalui tawar menawar antara pembelidan penjual. hasil tawar menawar antara pembeli dengan penjual dinamakanharga pasar, dalam ilmu ekonomi disebut harga keseimbangan atau equilibrium.
2.      Proses Terbentuknya Harga Keseimbangan Pasar
Proses terbentuknya harga keseimbangan berawal dari adanya interaksiantara pembeli (permintaan) dan penjual (penawaran) yang dilakukan secara wajar. Interaksi antara permintaan dan penawaran sangat dipengaruhi olehhukum permintaan dan penawaran karena hal berikut:
a.Hukum permintaan menyatakan bahwa permintaan cenderung akanbertambah apabila harga berangsur turun.
b.Hukum penawaran menyatakan bahwa penawaran cenderung akanbertambah jika harga berangsur naik
- Harga pasar akan tercapai setelah melalui serangkaian proses tawar – menawar antara penjual dan pembeli.
-  Apabila harga barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual dirasa terlalu tinggi oleh pembeli maka barang dan jasa tersebut tidak dapat terjual.
- Istilah Surplus dikenal dengan pengertian suatu keadaaan dimana terjadi kelebihan penawaran.
- Istilah Shortage dikenal dengan pengertian suatu keadaan dimana terjadi kelebihan permintaan
- Prinsip Ceteris Paribus berlaku dalam hal ini, yaitu Harga merupakan satu – satunya faktor yang menentukan permintaan dari pembeli dan penawaran dari penjual.

Ø  Faktor – Faktor yang mempengaruhi harga pasar :
·         Permintaan terhadap barang atau jasa bertambah, sedangkan jumlah barang atau jasa terbatas.
·         Tinggi rendahnya biaya produksi.
·         Pandangan masa depan dari produsen atau konsumen.
·         Produsen mengetahui selera konsumen.
·         Penawaran terhadap barang atau jasa bertambah, sedangkan daya beli konsumen Tetap atau berkurang

Ø  Peranan Harga pasar dalam perekonomian :
·         Menunjukan perubahan kebutuhan masyarakat.
·         Membantu menentukan penawaran.
·         Menggerakkan pengusaha untuk berkreasi terhadap perubahan permintaan

Ø  Fungsi harga pasar adalah sebagai berikut :
·         Menentukan jenis barang yang akan diproduksi.
·         Menentukan pembagian hasil produksi diantara para konsumen.
·         Menentukan teknologi yang akan digunakan dalam proses produksi.

B.     ELASTISITAS PERMINTAAN
1.      Pengertian Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan adalah suatu alat atau konsep yang digunakan untuk mengukur derajat kepekaan atau respon perubahan jumlah atau kualitas barang yang dibeli sebagai akibat perubahan factor yang mempengaruhi. Dalam hal ini pada dasarnya ada tiga variable pertama yang mempengaruhi, maka dikenal tiga elastisitas permintaan, yaitu: “Elastisitas Harga Permintaan, Elastisitas Silang, Dan Elastisitas Pendapatan”.
2.      Elastisitas Permintaan Dalam Elasstisitas Harga
Elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan atau respon jumlah permintaan akibat berubahan harga barang atau dengan kata lain merupakan perbandingan dari pada presentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan dengan harga dipasar, sesuai dengan hokum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun dan sebaliknya.
Dalam analisis, elastisitas harga permintaan lebih kerap dinyatakan sebagai elastisitas permintaan. Nilai perbandingan antara persentasi perubahan jumlah diminta dengan persentasi perubahan harga disebutkoefisien elastisitas permintaan.
Perhitungan koefisien elastisitas permintaan dengan menggunakan metode mid point adalah sebagai berikut :
Ed = % perubahan kuantitas diminta / % perubahan harga,
atau  Description: http://yasinta.files.wordpress.com/2008/08/elasticity-11.jpg?w=251&h=57
Keterangan :
ED = Elastisitas permintaan
Q2 = Kuantitas permintaan setelah perubahan
Q1 = Kuantitas permintaan awal
P2 = Harga setelah perubahan
P1 = Harga awal
Dalam perhitungan koefisien elastisitas ini, angka minus tidak perlu ditulis karena kita telah mengetahui bahwa antara harga dan permintaan berslope negatif. Artinya, kenaikan harga akan menurunkan permintaan, dan sebaliknya (hukum permintaan).
Contoh : Apabila harga es krim naik dari $2 menjadi $2,2 dan jumlah pembelian turun dari 10 batang menjadi 8 batang, maka elastsitas permintaan dihitung sebagai berikut : Description: http://yasinta.files.wordpress.com/2008/08/elasticity-2.jpg?w=251&h=84
Koefisien sebesar 2,32 menunjukkan bahwa perubahan harga sebesar 1 persen akan menimbulkan perubahan permintaan sebesar 2,32 %. Elastisitas permintaan memiliki hubungan negatif (arahnya berbalikan), yaitu ketika harga naik permintaan akan turun, vice versa.
Jenis-jenis Elastisitas Permintaan
Ada lima jenis elastisitas permintaan :
1.      Permintaan tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang diminta. Dengan demikian, kurvanya berbentuk vertikal. Kurva berbentuk vertikal ini berarti bahwa berapapun harga yang ditawarkan, kuantitas barang/jasa tetap tidak berubah. Contoh barang yang permintaannya tidak elastis sempurna adalah tanah (meskipun harganya naik terus, kuantitas yang tersedia tetap terbatas), lukisan milik pelukis yang telah meninggal (berapapun harga yang ditawar atas lukisan, pelukis tersebut tidak akan mampu menambah kuantitas lukisannya), dan contoh lainnya yang sejenis.
2.      Permintaan tidak elastis : elastisitas < 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan < dari prosentase perubahan harga. Contoh permintaan tidak elastis ini dapat dilihat diantaranya pada produk kebutuhan. Misalnya beras, meskipun harganya naik, orang akan tetap membutuhkan konsumsi beras sebagai makanan pokok. Karenanya, meskipun mungkin dapat dihemat penggunaannya, namun cenderung tidakakan sebesar kenaikan harga yang terjadi. Sebaliknya pula, jika harga beras turun konsumen tidak akan menambah konsumsinya sebesar penurunan harga. Ini karena konsumsi beras memiliki keterbatasan (misalnya rasa kenyang). Contoh lainnya yang sejenis adalah bensin. Jika harga bensin naik, tingkat penurunan penggunaannya biasanya tidak sebesar tingkat kenaikan harganya. Ini karena kita tetap membutuhkan bensin untuk bepergian. Sama halnya, ketika harganya turun, kita juga tidak mungkin bepergian terus menerus demi menikmati penurunan harga tersebut. Karakteristik produk yang seperti ini mengakibatkan permintaan menjadi tidak elastis.
3.      Permintaan uniter elastis : elastisitas = 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan = prosentase perubahan harga. Contoh produk yang elastisitasnya uniter tidak dapat disebutkan secara spesifik. Jenis permintaan ini sebenarnya lebih sebagai pembatas antara permintaan elastis dan tidak elastis, sehingga belum tentu ada produk yang dapat dikatakan memiliki permintaan uniter elastis.
4.      Permintaan elastis : elastisitas > 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan > prosentase perubahan harga. Ini sering terjadi pada produk yang mudah dicari substitusinya. Misalnya saja pakaian, makanan ringan, dan lain sebagainya. Ketika harganya naik, konsumen akan dengan mudah menemukan barang penggantinya.
5.      Permintaan elastis sempurna : elastisitas tak terhingga. Dimana pada suatu harga tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada di pasar. Namun, kenaikan harga sedikit saja akan menjatuhkan permintaan menjadi 0. Dengan demikian, kurvanya berbentuk horisontal. Contoh produk yang permintaannya bersifat tidak elastis sempurna diantaranya barang/jasa yang bersifat komoditi, yaitu barang/jasa yang memiliki karakteristik dan fungsi sama meskipun dijual di tempat yang berbeda atau diproduksi oleh produsen yang berbeda. Dengan demikian, secara nalar barang/jasa tersebut seharusnya memiliki harga yang sama pula. Misalnya saja paperclip dan pen tinta biasa (seperti pen merek S dan P yang rata-rata berharga 1000-1500). Jika kita pergi ke supermarket untuk membeli paperclip, misalnya, kita cenderung tidak akan memperhatikan perbedaan merek. Satu-satunya yang sering kita jadikan bahan perbandingan adalah harga, dimana kita akan membeli paperclip yang harganya paling murah (atau pada harga rata-rata yang diterima pasar). Akibatnya, bagi perusahaan yang menjual paperclip diatas harga rata-rata, permintaan akan barangnya akan turun ke nol. Ini karena semua paperclip, meskipun harganya berbeda-beda, memberikan fungsi yang sama.
Faktor Penentu Elastisitas Permintaan
Ada empat faktor utama dalam menentukan elastisitas permintaan :
1. Produk substitusi.
Semakin banyak produk pengganti (substitusi), permintaan akan semakin elastis. Hal ini dikarenakan konsumen dapat dengan mudah berpindah ke produk substitusi jika terjadi kenaikan harga, sehingga permintaan akan produk akan sangat sensitif terhadap perubahan harga.
2. Prosentase pendapatan yang dibelanjakan.
Semakin tinggi bagian pendapatan yang digunakan untuk membelanjakan produk tersebut, maka permintaan semakin elastis. Produk yang harganya mahal akan membebani konsumen ketika harganya naik, sehingga konsumen akan mengurangi permintaannya. Sebaliknya pada produk yang harganya murah.
3. Produk mewah versus kebutuhan.
Permintaan akan produk kebutuhan cenderung tidak elastis, dimana konsumen sangat membutuhkan produk tersebut dan mungkin sulit mencari substitusinya. Akibatnya, kenaikan harga cenderung tidak menurunkan permintaan. Sebaliknya, permintaan akan produk mewah cenderung elastis, dimana barang mewah bukanlah sebuah kebutuhan dan substitusinya lebih mudah dicari. Akibatnya, kenaikan harga akan menurunkan permintaan.
4. Jangka waktu permintaan dianalisis.
Semakin lama jangka waktu permintaan dianalisis, semakin elastis permintaan akan suatu produk. Dalam jangka pendek, kenaikan harga yang terjadi di pasar mungkin belum disadari oleh konsumen, sehingga mereka tetap membeli produk yang biasa dikonsumsi. Dalam jangka panjang, konsumen telah menyadari kenaikan harga, sehingga mereka akan pindah ke produk substitusi yang tersedia. Selain itu, dalam jangka panjang kualitas dan desain produk juga berubah, sehingga lebih mudah menyebabkan konsumen pindah ke produk lain.

Elastisitas dan Total Penerimaan (penjual/produsen)
Elastisitas permintaan mempengaruhi total penerimaan yang diterima oleh penjual ataupun produsen. Hubungan keduanya adalah sebagai berikut :
1. Permintaan tidak elastis sempurna (= 0), perubahan harga tidak mempengaruhi kuantitas yang diminta atas barang. Dengan demikian, kenaikan harga akan meningkatkan total penerimaan, vice versa.
2. Permintaan tidak elastis (< 1), prosentase perubahan kuantitas yang diminta < dari prosentase perubahan harga. Oleh karena itu, kenaikan harga akan meningkatkan total penerimaan penjual/produsen, vice versa.
3. Permintaan uniter elastis (= 1), prosentase perubahan kuantitas = prosentase perubahan harga. Dengan demikian, tidak ada pengaruh terhadap total penerimaan.
4. Permintaan elastis (> 1), prosentase perubahan kuantitas yang diminta > dari prosentase perubahan harga. Oleh karenanya, kenaikan harga akan menurunkan total penerimaan penjual/produsen, vice versa.
5. Permintaan elastis sempurna (tak terhingga), kenaikan harga akan menyebabkan permintaan turun jadi 0. Oleh karenanya, kenaikan harga sekecil apapun akan menghilangkan total penerimaan. Sementara penurunan harga akan menurunkan total penerimaan.
Pembuktian akan hubungan antara hubungan antara elastisitas dan total penerimaan ini dapat disimulasikan sendiri dengan menentukan koefisien elastisitas sebuah produk.

Elastisitas Permintaan Silang
Elastisitas permintaan silang mengukur bagaimana perubahan kuantitas yang diminta atas sebuah produk mempengaruhi harga produk lainnya. Perhitungannya adalah sebagai berikut :
Description: http://yasinta.files.wordpress.com/2008/07/4fc94e1f73a2945e2555c2022367e2a4.png?w=245&h=46
Keterangan :
EA,B = elastisitas silang antara produk A dan B
P1B = harga awal produk B
P2B = harga produk B setelah perubahan
ΔQA = kenaikan permintaan produk A
Q1A = kuantitas permintaan awal produk A
Q2A = kuantitas permintaan produk A setelah harga produk B berubah
ΔPB = kenaikan harga produk B
Elastisitas silang berhubungan dengan karakteristik kedua produk, yaitu :
1. Produk substitusi.
Elastisitas permintaan silang adalah positif, dimana kenaikan harga produk A akan menaikkan permintaan atas produk B. Contoh produk substitusi : minyak tanah dan kayu bakar, makanan ringan yang tersedia dalam berbagai merek, beras berkualitas sama mereak A dan B, dan lain sebagainya.
2. Produk komplementer.
Elastisitas permintaan silang adalah negatif , dimana kenaikan harga produk A akan menurunkan permintaan produk B, vice versa. Contoh produk komplementer misalnya bensin dan mobil (mobil tidak dapat digunakan tanpa bensin). Jika harga bensin naik, permintaan akan mobil akan cenderung turun.

Elastisitas Permintaan Pendapatan (pembeli/konsumen)
Elastisitas permintaan pendapatan (elastisitas pendapatan) mengukur bagaimana kuantitas permintaan merespon terhadap perubahan pendapatan pembeli. Rumus perhitungannya adalah :
Elastisitas pendapatan = % perubahan kuantitas diminta / % perubahan pendapatan
Elastisitas pendapatan ditentukan oleh jenis produk, yaitu :
1. Produk normal.
Elastisitas pendapatan adalah positif. Misalnya, permintaan akan produk normal akan meningkat jika pendapatan meningkat. Contoh ekstrimnya adalah beras, dapat digantikan dengan ubi sebagai produk inferiornya.
2. Produk inferior.
Elastisitas pendapatan adalah negatif. Misalnya, permintaan akan produk inferior akan menurun jika pendapatan meningkat.
C.    ELASTISITAS PENAWARAN
1.      Pengertian Elastisitas Permintaan
Elastisitas penawaran mempunyai sifat-sifat yang bersamaan dengan elastisitas permintaan, yaitu tedapat lima tingkatan elastisitas: elastis sempurna, elastis, elastisitas uniter, tidak elastis dan tidak elastis sempurna.
Elastisitas harga penawaran mengukur seberapa banyak penawaran barang dan jasa berubah ketika harganya berubah. Elastistas harga ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan atas kuantitas yang ditawarkan sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.
2. Koefisien Elastisitas Penawaran
Perhitungan koefisien elastisitas permintaan dengan menggunakan metode mid point adalah sebagai berikut :
Es = % perubahan kuantitas penawaran / % perubahan harga,
atauDescription: http://yasinta.files.wordpress.com/2008/08/elasticity-3.jpg?w=251&h=60
Keterangan :
ES = Elastisitas penawaran
Q2 = Kuantitas penawaran setelah perubahan
Q1 = Kuantitas penawaran awal
P2 = Harga setelah perubahan
P1 = Harga awal

Jenis-jenis Elastisitas Penawaran
Ada lima jenis elastisitas penawaran :
1.      Penawaran tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Penawaran tidak dapat ditambah pada tingkat harga berapapun, sehingga kurva penawaran (S) akan terlihat vertikal.
2.      Penawaran tidak elastis : elastisitas < 1. Perubahan penawaran lebih kecil dari perubahan harga, artinya perubahan harga mengakibatkan perubahan yang relatif kecil terhadap penawaran.
3.      Penawaran uniter elastis : elastisitas = 1. Perubahan penawaran sama dengan perubahan harga.
4.      Penawaran elastis : elastisitas > 1. Perubahan penawaran lebih besar dari perubahan harga, artinya perubahan harga mengakibatkan perubahan yang relatif besar terhadap penawaran.
5.      Penawaran elastis sempurna : elastisitas tak terhingga. Perusahaan dapat menyuplai berarapun kebutuhan pada satu tingkat harga tertentu. Perusahaan mampu menyuplai pada biaya per unit konstan dan tidak ada limit kapasitas produksi.
Faktor Penentu Elastisitas Penawaran
Ada dua faktor yang sangat penting dalam menentukan elastisitas penawaran, yaitu :
1. Kemampuan penjual/produsen merubah jumlah produksi.
Ini berkaitan dengan biaya dan kapasitas produksi. Penawaran akan cenderung tidak elastis apabila salah satu dari hal-hal berikut terjadi :
- Biaya produksi untuk menaikkan jumlah penawaran besar. Misalnya jika produksi saat ini telah mencapai skala ekonomis dan biaya rata-rata minimal, maka penambahan satu unit produksi akan menambah biaya rata-rata dan mengakibatkan produksi berada dalam skala tidak ekonomis.
- Atau kapasitas produksi telah terpakai penuh, sehingga penambahan kapasitas akan memerlukan pabrik/mesin baru, misalnya, yang membutuhkan investasi besar.
Sementara penawaran akan cenderung elastis jika yang terjadi adalah sebaliknya.
2. Jangka waktu analisis.
Pengaruh waktu analisis terhadap elastisitas penawaran dibedakan menjadi tiga :
- Jangka waktu yang sangat singkat. Pada jangka waktu yang sangat singkat, penjual/produsen tidak dapat menambah penawarannya, sehingga penawaran menjadi tidak elastis sempurna.
- Jangka pendek. Kapasitas produksi tidak dapat ditambah dalam jangka pendek, namun perusahaan masih dapat menaikkan produksi dengan kapasitas yang tersedia dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang ada. Hasilnya, penawaran dapat dinaikkan dalam prosentase yang relatif kecil, sehingga penawaran tidak elastis.
- Jangka panjang. Produksi dan jumlah penawaran barang lebih mudah dinaikkan dalam jangka panjang, sehingga penawaran lebih bersifat elastis.
3. Stok persediaan.
Semakin besar persediaan, semakin elastis persediaan. Ini karena produsen dapat segera memenuhi kenaikan permintaan dengan persediaan yang ada.
4. Kemudahan substitusi faktor produksi/input.
Semakin tinggi mobilitas mesin (atau kapital lainnya) dan tenaga kerja, semakin elastis penawaran. Semakin elastis mobilitas kapital dan tenaga kerja, semakin mudah produsen memenuhi perubahan permintaan yang terjadi. Ini karena kapital dan tenaga kerja ebih fleksibel, sehingga dapat ditambah atau dikurangi sewaktu-waktu dibutuhkan.

KEGIATAN BELAJAR 6 : BENTUK-BENTUK PASAR
Pengertian Pasar
Dari pengalaman sehari-hari, pasar itu berarti tempat untuk jual beli barang-barang kebutuhan hidup sehari-hari. Di pasar, ada banyak penjual dan pembeli. Di pasar juga bisa kita lihat ada berbagai macam barang yang ditawarkan atau dibeli oleh konsumen. Di pasar orang melakukan transaksi dengan membayar secara tunai.
Artinya, banyak konsumen atau pembeli datang ke pasar untuk berbelanja dengan membawa uang tunai. Inilah pasar dalam arti asli atau konkrit seperti yang nampak pada gambar di bawah ini.
Description: http://www.karangturi.com/sd/images/rsgallery/display/PASAR_01.JPG.jpg



Pada gambar, nampak penjual sedang menawarkan jajan-jajanan dan pembeli yang sedang memilih jajan tersebut untuk dibeli. Disebut konkrit karena secara fisik pasar itu tampak atau ada. Begitu pula dengan barang-barang yang diperjualbelikan.
Bahkan antara pembeli dan penjual bertemu muka dalam peristiwa jual beli tersebut. Istilah “pasar kaget”, “pasar tiban”, pasar terapung”, “pasar senggol”, “pasar tumpah”, hanyalah sekadar sebutan atau istilah yang diberikan oleh masyarakat setempat untuk menunjukkan pasar dalam arti konkrit ini.
Dengan adanya kemajuan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi, transaksi jual beli barang atau jasa dapat dilakukan melalui surat, telepon maupun jaringan internet.
Menurut wujudnya pasar juga dapat dibagi menjadi dua yaitu :
  1. Pasar Abstrak
Pasar yang tidak nyata, percakapan antara penjual dan pembeli hanya dilakukan melalui telepon dan internet mereka tidak bertatap muka secara langsung.
            Contohnya : online shop
  1. Pasar Konkret
Pasar yang nyata para penjual dan pera pembeli dpat bertemu langsung dan saling bertatap muka, barang dan jasanya pun sudah dapat dilihat dan durasakan langsung.
            Contohnya : pasar swalayan

Syarat-syarat terjadinya pasar:
baca selengkapnya
  • terdapat penjual dan pembeli
  • tersedia barang dan jasa yang diperjualbelikan
  • terjadinya transaksi antara pembeli dan penjual melalui proses tawar menawar
  • tersedia media untuk berinteraksi antara penjual dan pembeli

Dalam kegiatan pasar mempunyai tiga fungsi utama, sebagai berikut:
  • fungsi distribusi
  • fungsi pembentuk harga
  • fungsi promosi
Bentuk-Bentuk Pasar
A. Pasar persaingan sempurna

Pasar persaingan sempurna memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
(1) terdapat banyak pembeli dan penjual sehingga secara perseorangan pembeli/penjual tidak dapat mempengaruhi harga pasar,
(2) penjual dan pembeli mengetahui benar keadaan pasar,
(3) barang yang diperdagangkan homogen sehingga dapat saling menggantikan secara sempurna
(4) pembeli dan penjual bebas keluar masuk dalam melakukan transaksi di pasar.

Bentuk pasar persaingan sempurna semacam itu hanya ada dalam teori saja, sedangkan dalam kenyataannya tidak pernah terjadi karena tidak akan ada barang yang dapat saling menggantikan secara sempurna. Selain itu barang-barang yang diperdagangkan di pasar selalu berbeda, mungkin karena merk, bentuk, letak, maupun harga. Jumlah pembeli dan penjual juga tertentu jumlahnya karena mereka mempunyai langganan sendiri.

B. Pasar Bukan Persaingan Sempurna
Pasar persaingan bukan sempurna merupakan pasar dengan ciri para penjual atau pembeli dapat mempengaruhi harga karena jumlah barang yang ditawarkan atau dibeli cukup banyak dan sifat barang yang ditawarkan berbeda dengan penjual lain.
Bentuk-bentuk pasar persaingan tidak sempurna adalah sebagai berikut:
1) Pasar monopoli dan monopsoni
Monopoli berarti penjual tunggal, dengan demikian pasar monopoli merupakan
pasar yang dikuasai atau dilayani oleh satu penjual. Sementara itu monopsoni berarti pembeli tunggal sehingga pasar monopsoni merupakan pasar yang dikuasai oleh satu pembeli. Karena dalam pasar monopoli hanya terdapat satu penjual, maka perusahaanmenguasai harga. Perusahaan mampu menaikkan maupun menurunkan tingkat harga dengan cara menambah atau mengurangi jumlah barang yang diperjual belikan.
Di Indonesia monopoli hanya diizinkan bagi perusahaan-perusahaan negara yang menyediakan barang untuk keperluan hajat hidup orang banyak seperti: telepon, air, gas, pengangkutan kereta api dan udara, komunikasi dan pertahanan keamanan. Sementara itu, untuk pasar monopsoni di kalangan konsumen jarang dijumpai. Tetapi di kalangan produsen atau pembeli faktor-faktor produksi, pengusaha monopsoni ini agak banyak.
Contoh: cengkeh ketika diurus oleh BPPC pada masa Orde Baru. Perusahaan monopsoni dapat mempengaruhi harga dengan cara menaikkan atau menurunkan jumlah faktor produksi yang ia beli.
2) Pasar oligopoli dan oligopsoni
Pasar Oligopoli merupakan pasar yang dikuasai oleh beberapa penjual (produsen). Jika pasar hanya dikuasai oleh dua penjual (produsen) maka disebut pasar duopoli. Biasanya pada pasar oligopoli terdapat dua atau lebih penjual (produsen) besar yang menguasai sebagian besar pasar. Jika salah satu perusahaan besar melakukan perubahan harga, perusahaan besar lainnya dapat terpengaruh. Contohnya di Indonesia adalah operator seluler. Coba hitung berapa operator seluler yang ada di Indonesia selain Telkomsel dan Indosat?
Sementara itu, pasar oligopsoni merupakan pasar yang dikuasai oleh beberapa
pembeli yang mempunyai kemampuan mempengaruhi harga pasar. Contohnya adalah pembeli coklat (kakao) yang dilakukan oleh satu asosiasi pembeli kakao yaitu ASKINDO (Asosiasi Kakao Indonesia).
3) Pasar persaingan monopolistik
Pasar persaingan monopolistik merupakan bentuk perpaduan antara pasar
persaingan sempurna dengan pasar monopoli. Pasar persaingan monopolistik
mengandung ciri kedua pasar tersebut, yaitu adanya unsur persaingan dan monopoli.
Dikatakan ada persaingan, karena diantara mereka saling bersaing terhadap barang yang sama yang mereka jual. Contoh: pabrik rokok Gudang Garam bersaing dengan pabrik rokok Djarum atau Bentoel. Disamping itu mereka juga memiliki unsur monopoli terhadap barangnya sendiri. Rokok Gudang Garam dimonopoli oleh pabrik rokok Gudang Garam sendiri. Jenis barangnya sama-sama rokok, tetapi berbeda karena adanya merk, rasa dan kemasan. Secara lebih rinci pasar persaingan monopolistik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  • Para penjual dapat lebih leluasa dalam menetapkan baik harga maupun jumlah barang yang akan dijual.
  • Jumlah pembeli dan penjual cukup banyak, sehingga masing-masing perusahaan masih mempunyai pengaruh atas harga meskipun tidak besar.
  • Barang-barang yang diperjual belikan tidak benar-benar homogen melainkan ada perbedaan, meskipun hanya beda dalam merk, bentuk, warna, mutu dan ukuran.
  • Contoh pasar persaingan monopolistik adalah: motor Yamaha, Honda, Kawasaki,
  • dan Suzuki diproduksi oleh produsen yang berbeda walaupun kegunaannya
  • sama.
  • Persaingan promosi penjualan yang kuat.
  • Penjual dalam pasar persaingan monopolistik memerlukan kejelian dan keuletan untuk mempromosikan barangnya secara gencar dan terus-menerus, tentang mutu dan desain barang agar dapat menarik konsumen. Misalnya promosi antar perusahaan rokok atau mobil.

Pada saat ini hampir semua pasar yang ada di masyarakat kita merupakan pasar persaingan monopolistik, bahkan tingkat persaingan dari pasar tersebut sudah sampai ke dunia Iinternasional.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar