EKONOMI
KEGIATAN
BELAJAR 1 : PRINSIP DAN MOTIF
EKONOMI
1. Prinsip Ekonomi
Prinsip ekonomi adalah berusaha dengan alat-alat atau dana tertentu untuk
memperoleh hasil atau tujuan sebesar-besarnya, atau dengan biaya atau
pengorbanan yang sekecil-kecilnya untuk memeroleh hasil yang tertentu. Dengan
demikian prinsip ekonomi menunjukkan :
a.
Suatu bertindak yang berusaha mencapai hasil optimal
(sebesar-besarnya) dibandingkan dengan biaya atau pengorbanan yang dikeluarkan.
b.
Suatu cara bertindak yang berusaha mencapai hasil
tertentu dengan mengeluarkan biaya atau pengorbanan yang sedikit mungkin.
Prinsip ekonomi selalu berkaitan dengan efisien. Kata efisien menunjukkan
perbandingan yang seoptimal mungkin antara pengorbanan dan hasil (dengan titik
berat pada segi pengorbanan). Jadi, cara kerja yang efesien menunjukkan bahwa
suatu hasil dicapai dengan biaya atau pengorbanan yang paling sesuai tanpa
pemborosan, misalnya seorang konsumen harus mempertimbangkan bagaimana
membagi-bagi penghasilannya yang terbatas itu untuk keperluan makan, minum,
pakaian, dll sedemikian rupa sehingga kebutuhan hidup terpenuhi dengan
sebaik-baiknya (seoptimal mungkin)
Manusia harus selalu bertindak rasional, artinya manusia berusaha
memperoleh kepuasan maksimum dengan pengorbanan minimum. Orang yang menggunakan
prinsip ekonomi dalam hidupnya tidak berarti mementingkan diri sendiri dan
merugikan orang lain. Akan tetapi sebaliknya, prinsip ekonomi dapat ditetapkan
dalam kehidupan bermasyarakat, terutama dalam masyarakat yang sedang membangun.
2. Motif Ekonomi
Motif Ekonomi adalah alasan yang mendorong manusia melakukan tindakan
ekonomi. Untuk mencakupi kebutuhan hidup, manusia berusaha mencari nafkah. Jadi
mencukupi kebutuhan hidup termasuk motif ekonomi sedangkan berusaha mencari
nafkah merupakan tindakan ekonomi.
Apabila tindakan manusia diarahkan pada suatu tujuan tertentu, artinya
bahwa tindakan ekonomi tersebut mempunyai maksud-maksud tertentu, tindakan
ekonomi tadi dilakukan berdasarkan motif ekonomi. Misalnya untuk hidup hemat,
maka dari seluruh penghasilan yang diterima seseorang tidak seluruhnya
dibelanjakan melainkan sebagian ditabung. Tujuannya agar di kemudian hari dapat
memiliki tempat tingal. Jadi motif ekonomi disini merupakan motif yang
mendorong manusia melakukan tindakan ekonomi untuk mencari kemakmuran atau
suatu motif yang mendorong manusia untuk bertindak ekonomis atau hemat.
Beberapa motif yang mendasari manusia melakukan tindakan ekonomi adalah
sebagai berikut:
- Motif Memperoleh Kekuasaan
Motif
memperoleh kekuasaan ditunjukkan untuk dapat memperoleh kekuasaan dalam
masyarakat. Misalnya pengusaha-pengusaha yang relatif sudah makmur masih terus
bekerja keras mengembangkan perusahaannya dengan cara kerja yang efesien atau
ekonomis, dengan harapan ia dapat mengusai perdagangan yang lebih luas.
- Motif Memperoleh Penghargaan
Sebagian
orang berpendapat bahwa agar menjadi orang yang terpandang di dalam masyarakat,
harus memiliki kekayaan melebihi kekayaan orang lain. Misalnya berupa tanah,
emas, dan mobil.
Ditinjau
dari segi ekonomi, cara yang demikian kadang-kadang tidak efesien. Fungsi
sosial kekayaan tersebut kurang bermanfaat bagi bnyak orang.
- Motif Mencari Laba
Motif
mencari laba adalah dorongan untuk mencari laba atau keuntungan yang didorong
oleh inovasi atau peneman-penemuan.
- Motif Sosial
Motif
sosial adalah keinginan untu menolong sesama maanusia. Misalnya memberi bntuan
kepada orang yang terkena bencana alam, menyantuni fakir miskin, dan memberi
sumbangan pada tempat-tempat ibadah.
KEGIATAN
BELAJAR 2 : KEGIATAN EKONOMI
DAN PERILAKU EKONOMI
A. Kegiatan Ekonomi
Kegiatan Ekonomi
yang dilakukan dalam kehidupan ekonomi dapat dibedakan menjadi tiga yaitu
kegiatan konsumsi, kegiatan produksi, dan kegiatan distribusi.
- Kegiatan Konsumsi
Konsumsi
adalah tindakan menghabiskan atau mengurangi secara berangsur-angsur manfaat
suatu barang dalam memenuhi kebutuhan untuk memelihara kelangsungan hidupnya.
Ø
Ciri-ciri
barang konsumsi:
a. Barang
konsumsi untuk mempeorlehnya diperlukan pengorbanan (barang
ekonomi)
b. Barang
konsumsi dikerjakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
c. Manfaat
nilai atau jumlah barang yang digunakan tersebut akan habis sekaligus atau berangsur-angsur.
Ø
Tujuan kegiatan konsumsi
a.
Mengurangi nilai guna suatu barang dan jasa secara
bertahap.
b.
Menghabiskan atau mengurangi nilai guna suatu barang
sekaligus.
c.
Memuaskan kebutuhan jasmani dan rohani
Ø
Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi:
a.
Pendapatan
b.
Harga Barang dan Jasa.
c.
Kebiasaan Konsumen
d.
Adat Istiadat.
e.
Barang Substitusi.
f.
Selera Konsumen.
- Kegiatan Produksi
Produksi adalah kegiatan menambah faedah (kegunaan)
suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat
dalam memenuhi kebutuhan.
Jenis produksi dapat dibedakan sebagai berikut :
a.
Produksi Barang
Produksi barang dapat dibedakan atas
produksi barang konsumsi dan produksi barang modal. Barang konsumsi merupakan
barang siap untuk dikonsumsi, sedangkan barang modal merupakan barang yang
dipergunakan untuk menghasilkan barang baru.
b.
Produksi Jasa
Produksi jasa dapat dibedakan atas jasa
langsung dapat memenuhi kebutuhan dan jasa tidak langsung memenuhi kebutuhan,
contoh jasa langsung adalah dokter, bengkel, dan guru, sedangkan contoh jasa
tidak langsung adalah perbankan dan perdagangan.
Tujuan Produksi
Tujuan produksi antara lain sebagai berikut :
a.
Untuk memenuhi kebutuhan
konsumen.
b.
Berupaya untuk
memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.
c.
Menghasilkan barang
setengah jadi guna memenuhi kebutuhan produksi selanjutnya.
d.
Meningkatkan produksi
nasional dalam rangka meningkatkan kemakmuran rakyat.
e.
Memacu tumbuhnya usaha
produksi lain sehingga dapat menyerang pengangguran.
f.
Meningkatkan pendapatan
masyarakat atau pendapatan Negara.
g.
Memproduksi
barang-barang ekspor berarti meningkatkan sumber devisa Negara.
Fungsi Produksi
Merupakan suatu proses yang artinya sebagai suatu cara
yang dipergunakan di dalam pengelolaan bahan baku atau mentah untuk dijadikan
barang jadi.
Sebelum kegiatan produksi dilaksanakan, diperlukan
suatu perencanaan yang matang, misalnya:
§ Produk apa yang akan di buat
§ Berapa banyaknya
§ Bahan baku apa yang dinilai
§ Siapa yang mengerjakan
§ Untuk siapa produk itu dibuat
Fungsi produksi dapat dirinci sebagai berikut:
·
Sebagai suatu proses
·
Merupakan
jasa-jasa
·
Suatu perencanaan
·
Merupakan
pengawasan
Proses Produksi
Dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
·
Proses Produksi
Terus Menerus
·
Proses Produksi
Terputus-putus
- Kegiatan Distribusi
Distribusi adalah penyaluran atau penyampaian barang-barang
dan jasa-jasa dari produsen ke konsumen.
Tujuan Distribusi
Adalah untuk menyampaikan barang atau jasa dari tempat
produsen ke tempat pengguna atau pemakai.
Fungsi Distribusi
·
Memperlancar arus
penyaluran barang dan jasa kepada konsumen.
·
Menyampaikan barang
dan jasa dari produsen ke tangan konsumen.
Perantara-perantara dalam Distribusi:
1.
Pedagang
·
Pedagang Besar
(Grosir)
·
Pedagang Eceran
(Retailer)
2. Perantara-perantara Khusus
·
Agen
·
Makelar
·
Komisioner
3. Eksportir dan Importir
·
Eksportir
·
Importir
4. Lembaga-lembaga Pembantu
Saluran Distribusi
a.
Saluran distribusi
barang konsumsi langsung ke konsumen tanpa melalui perantara.
b.
Saluran distribusi hasil
industry sebagai berikut:
Produsen agen distributor hasil industry pemakai hasil
industry
Produsen agen pemakai hasil industry
Produsen distributor hasil industry pemakai hasil
industry
Produsen pemakai hasil industry
c.
Saluran distribusi hasil
pertanian sebagai berikut:
Petani langsung ke pemakai
Petani tengkulak ke pemakai
Petani tengkulak grosir pedagang kecil pemakai
Petani pasar swalayan pemakai
Para Pelaku Ekonomi dan Peran Pelaku Ekonomi
Para pelaku
kegiatan ekonomi dapat dibedakan menjadi 4 kelompok besar yaitu:
Rumah Tangga
Dalam kegiatan
ekonomi, rumah tangga (rumah tangga konsumen), memiliki dua
peran.
·
Sebagai konsumen terhadap barang dan jasa guna
memenuhi kebutuhan hidup.
·
Sebagai penyedia faktor-faktor produksi
seperti tenaga kerja, tanah, bahan baku, modal dan pengusaha
(kewirausahaan). Sebagai penyedia bahan baku, misalnya rumah tangga
mempunyai ladang yang ditumbuhi kayu mahoni, kemudian kayunya dijual kepada
perusahaan mebel agar diolah menjadi perabotrumah tangga.
Untuk
melakukan konsumsi, rumah tangga memerlukan pendapatan berupa uang.
Dari mana pendapatan tersebut diperoleh dan apa saja bentuknya? Pendapatan rumahtangga
umumnya diperoleh dari perusahaan dalam bentuk sebagai berikut.
·
Upah atau gaji, yaitu imbalan yang
diterima rumah tangga karena telah
mengorbankan tenaga dalam kegiatan produksi.
·
Sewa, yaitu imbalan yang
diterima rumah tangga karena telah menyewakan tanah
atau bangunan untuk pelaku kegiatan produksi.
·
Bunga, yaitu imbalan yang
diterima rumah tangga karena telah meminjamkan sejumlah uang sebagai
modal untuk melakukan kegiatan produksi.
·
Laba, yaitu imbalan yang
diterima rumah tangga karena telah mengorbankan pikiran, tenaga,
dan keahliannya untuk mengelola perusahaan sehingga perusahaan mampu memperoleh
laba.
·
Hasil penjualan, yaitu imbalan yang
diterima rumah tangga dari menjual bahan baku kepada perusahaan.
·
Dari semua penjelasan di atas diketahui adanya
interaksi antara rumah tangga dengan perusahaan. Interaksi tersebut
menyebabkan terjadinya arus uang dan barang serta jasa
antara rumah tangga dan perusahaan.
Perusahaan
Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengetahui ada
berbagai macam perusahaan (rumah tangga produksi). Ada perusahaan yang
dimiliki swasta, ada pula perusahaan yang dimiliki negara. Selain itu,
kita mengenal adanya koperasi sebagai salah satu bentuk usaha yang
memiliki peran dalam kegiatan ekonomi. Jika ditinjau dari bentuk hukum,
perusahaan dapat dikelompokkan menjadi perusahaan perorangan, firma, CV, dan
PT. Perusahaan-perusahaan itu sebagai salah satu pelaku ekonomi
memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi. Peran perusahaan tersebut
meliputi hal-hal berikut.
·
Membeli faktor-faktor produksi seperti bahan
baku, tenaga kerja, modal, dan pengusaha (kewirausahaan).
·
Mengelola atau mengombinasikan faktor-faktor
produksi untuk memproduksi barang dan jasa. Di sini perusahaan berperan sebagai
produsen.
·
Menjual barang dan jasa yang sudah dihasilkan
kepada rumah tangga, pemerintah, masyarakat luar negeri atau kepada
ketiga-tiganya.
·
Bertanggung jawab terhadap kesejahteraan
karyawan dan masyarakat sekitar.
Kesejahteraan dapat ditingkatkan dengan memberikan upah
di atas UMR (upah minimum regional), menjamin
keselamatan tenaga kerja, dan menjamin hari tua karyawan.
Kesejahteraan masyarakat sekitar dapat ditingkatkan dengan cara aktif
menyumbang pembangunan sarana-sarana umum, mengurangi atau menghilangkan dampak
negatif limbah, membina perusahaan-perusahaan kecil sebagai bapak angkat,
memberikan bea siswa, dan lain-lain.
Pemerintah
Dalam kegiatan ekonomi, pemerintah dapat berperan sebagai produsen,
konsumen, dan pengatur kegiatan ekonomi. Berikut ini uraian mengenai
pemerintah.
Pemerintah dalam perannya sebagai produsen memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Contoh barang dan jasa yang dihasilkan pemerintah, yaitu minyak (Pertamina), semen (PT Semen Cibinong), baja (PT Krakatau Steel), listrik (PT PLN Persero), pesawat terbang (PT Dirgantara Indonesia), pendidikan (sekolah negeri dan perguruan tinggi negeri), kesehatan (puskesmas dan rumah sakit), hukum dan keamanan (Polisi, TNI, dan peradilan), pos (PT POS Indonesia), dan lain-lain.
Pemerintah dalam perannya sebagai produsen memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Contoh barang dan jasa yang dihasilkan pemerintah, yaitu minyak (Pertamina), semen (PT Semen Cibinong), baja (PT Krakatau Steel), listrik (PT PLN Persero), pesawat terbang (PT Dirgantara Indonesia), pendidikan (sekolah negeri dan perguruan tinggi negeri), kesehatan (puskesmas dan rumah sakit), hukum dan keamanan (Polisi, TNI, dan peradilan), pos (PT POS Indonesia), dan lain-lain.
Masyarakat Luar Negeri
Pengertian masyarakat luar negeri mencakup negara dan masyarakat
luar negeri itu sendiri. Adapun peran masyarakat luar negeri dalam kegiatan
ekonomi adalah sebagai berikut.
a.
Sebagai Konsumen
b.
rumah tangga luar negeri akan membeli barang daan jasa
dari negara lain.
c.
Sebagai Produsen
d.
Sebagai Investor
Hubungan antara
pelaku ekonomi dinyatakan dalam arus barang dan arus uang yang bertemu di
pasar. Hubungan-hubungan tersebut sebagai berikut:
Terdiri dari individu-individu yang bersifat homogen.
a. Hubungan dengan Perusahaan
- rumahtangga melakukan pembelian barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan untuk konsumsi.
- rumah tangga mendapatkan pendapatan berupa gaji, upah, sewa, dividen, bunga, dll dari perusahaan.
b. Hubungan dengan Pemerintah
- rumah tangga menyetorkan sejumah uang sebagai pajak.
- rumah tangga menerima penerimaan berupa gaji, bunga, penghasilan non balas jasa, dll.
c. Hubungan dengan Dunia Internasional
- rumah tangga mengimpor barang dan jasa dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan hidup.
a. Hubungan dengan Perusahaan
- rumahtangga melakukan pembelian barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan untuk konsumsi.
- rumah tangga mendapatkan pendapatan berupa gaji, upah, sewa, dividen, bunga, dll dari perusahaan.
b. Hubungan dengan Pemerintah
- rumah tangga menyetorkan sejumah uang sebagai pajak.
- rumah tangga menerima penerimaan berupa gaji, bunga, penghasilan non balas jasa, dll.
c. Hubungan dengan Dunia Internasional
- rumah tangga mengimpor barang dan jasa dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan hidup.
2. Sektor Perusahaan
Gabungan unit kegiatan yang menghasilkan produk barang dan jasa.
a. Hubungan dengan RumahTangga
- perusahaan menghasilkan produk-produk barupa barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat.
- perusahaan memberikan penghasilah dan keuntungan kepada rumah tangga barupa gaji, deviden, sewa, upah, bunga, dsb.
b. Hubungan dengan Pemerintah
- perusahaan membayar pajak kepada pemerintah.
- perusahaan menjual produk dan jasa kepada pemerintah.
c. Hubungan dengan Dunia Internasional
- perusahaan melakukan impor atas produk barang maupun jasa dari luar negri.
Gabungan unit kegiatan yang menghasilkan produk barang dan jasa.
a. Hubungan dengan RumahTangga
- perusahaan menghasilkan produk-produk barupa barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat.
- perusahaan memberikan penghasilah dan keuntungan kepada rumah tangga barupa gaji, deviden, sewa, upah, bunga, dsb.
b. Hubungan dengan Pemerintah
- perusahaan membayar pajak kepada pemerintah.
- perusahaan menjual produk dan jasa kepada pemerintah.
c. Hubungan dengan Dunia Internasional
- perusahaan melakukan impor atas produk barang maupun jasa dari luar negri.
3. Sektor Pemerintah
Bertindak sebagai pembuat dan pengatur kebijakan masyarakat dan bisnis.
a. Hubungan dengan RumahTangga
- pemerintah menerima setoran pajak rumah tangga untuk kebutuhan operasional, pembangunan, dan lain-lain.
- pemerintah
b. Hubungan dengan Perusahaan
- pemerintah mendapatkan penerimaan pajak dari pengusaha.
- pemerintah membeli produk dari perusahaan berdasarkan dana anggaran belanja yang ada.
Bertindak sebagai pembuat dan pengatur kebijakan masyarakat dan bisnis.
a. Hubungan dengan RumahTangga
- pemerintah menerima setoran pajak rumah tangga untuk kebutuhan operasional, pembangunan, dan lain-lain.
- pemerintah
b. Hubungan dengan Perusahaan
- pemerintah mendapatkan penerimaan pajak dari pengusaha.
- pemerintah membeli produk dari perusahaan berdasarkan dana anggaran belanja yang ada.
4. Sektor Dunia Internasional / Luar Negeri
hubungan ekspor dan impor produk barang dan jasa dengan luar negeri.
a. Hubungan dengan RumahTangga
- dunia internasional menyediakan barang dan jasa untuk kepentingan rumah tangga.
b. Hubungan dengan Perusahaan
- dunia internasional mengekspor produknya kepada bisnis-bisnis perusahaan
hubungan ekspor dan impor produk barang dan jasa dengan luar negeri.
a. Hubungan dengan RumahTangga
- dunia internasional menyediakan barang dan jasa untuk kepentingan rumah tangga.
b. Hubungan dengan Perusahaan
- dunia internasional mengekspor produknya kepada bisnis-bisnis perusahaan
Pada dasarnya bagan di atas
menggambarkan peranan masing-masing pelaku ekonomi.
1.
|
Rumah Tangga Konsumen (RTK) yang
menghasilkan Faktor-Faktor Produksi menjualnya ke pasar faktor produksi.
Sebagai balas jasa akan diterima uang berupa sewa, upah, bunga dan laba.
Dari penghasilannya, RTK akan membelanjakan uang untuk membeli barang dari pasar barang, membayar pajak kepada pemerintah atau membeli barang impor. Selisih dari penghasilan dengan pengeluarannya digunakan untuk ditabung. |
|
2.
|
Rumah Tangga Produsen (RTP)
membeli Faktor-Faktor Produksi dari RTK dan memberikan uang sebagai balas
jasa RTK. Selanjutnya RTP memproduksi barang/jasa dan dijual ke pasar barang
atau diekspor. Hasil penjualan tadi yang berupa uang digunakan selain untuk
membayar Faktor- Faktor Produksi juga digunakan untuk membayar pajak kepada
pemerintah dan melakukan investasi.
|
|
3.
|
Rumah Tangga Pemerintah
memperoleh pendapatan dari penerimaan pajak pribadi, pajak usaha, bea masuk
dan sumber lain. Pendapatan ini digunakan pemerintah untuk membangun negara
dengan cara belanja barang, membayar gaji pegawai negeri, memberikan subsidi
dan lain-lain.
|
|
4.
|
Rumah Tangga Luar Negeri dalam
bidang ekonomi melakukan kegiatan ekspor dan impor serta kegiatan lain yang
menguntungkan tiap negara.
|
1. Manfaat
Dan Nilai Suatu Barang
A. Guna
dan Manfaat Barang
Manfaat dari suatu barang adalah kemampuan dari barang itu untuk memenuhi atau memuaskan kebutuhan manusia. Manfaat suatu barang dapat bersifat subjektif, artinya bergantung pada orang yang membutuhkannya dan hanya dapat diukur dengan menggunakan tingkat intensitas kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh barang itu.
Manfaat dari suatu barang adalah kemampuan dari barang itu untuk memenuhi atau memuaskan kebutuhan manusia. Manfaat suatu barang dapat bersifat subjektif, artinya bergantung pada orang yang membutuhkannya dan hanya dapat diukur dengan menggunakan tingkat intensitas kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh barang itu.
Macam-macam kegunaan atau manfaat barang:
a. Kegunaan
bentuk (Utility Plece)
b. Kegunaan
Tempat (Utility of Plece)
c. Kegunaan
kepemilikan (ownership Utility)
d. Kegunaan
waktu (Utility of time)
e. Kegunaan
pelayanan (Service Utility)
b. Kegunaan
dasar (Emementary Utility)
B.
Nilai Barang
Suatu barang dan
jasa dikatakan bernilai, karena mempunyai kemampoan untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Nilai barang dan jasa dapat dibedakan menjadi dua yaitu sebagai
berikut:
2. TEORI
KONSUMSI
A.
Hubungan antara jumlah dan kegunaan
suatu barang
Jumlah barang yang dimiliki dan kegunaannya sangat mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen terhadap barang tersebut. Manfaat suatu barang bagi tiap-tiap orang akan berbeda-beda tergantung dan kwalitas dari barang yang dimiliki atau di konsumsi.
Jumlah barang yang dimiliki dan kegunaannya sangat mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen terhadap barang tersebut. Manfaat suatu barang bagi tiap-tiap orang akan berbeda-beda tergantung dan kwalitas dari barang yang dimiliki atau di konsumsi.
B.
Hukum Gossen
I
Berdasarkan
pola konsumsi manusia dalam mengonsumsi satu jenis barang untuk mencapai
utilitas maksimum, lahirlah Hukum Gossen I yang dikemukakan oleh Hermann
Heinrich Gossen. Pada intinya, hukum ini menyatakan:
”Jika pemenuhan kebutuhan akan satu jenis barang
dilakukan secara terus-menerus, utilitas yang dinikmati konsumen akan semakin
tinggi, tetapi setiap tambahan konsumsi satu unit barang akan memberikan
tambahan utilitas yang semakin kecil.”
Utilitas dari meminum air dapat dinyatakan dalam angka.
Misalnya, pada saat Anda pertama kali minum, tingkat utilitas Anda baru
mencapai nilai 6 util. Selanjutnya, pada saat Anda meminum air dalam gelas
kedua nilai tingkat utilitas Anda meningkat menjadi 11util. Demikian juga, pada
saat Anda meminum air dalam gelas ketiga nilai tingkat utilitas Anda naik lagi
menjadi 15 util. Selanjutnya, secara berturut-turut untuk gelas keempat nilai
tingkat utilitasnya menjadi 18 util, untuk gelas kelima nilai tingkat
utilitasnya menjadi 20 util, untuk gelas keenam nilai tingkat utilitasnya
adalah 21util, untuk gelas ketujuh juga nilai tingkat utilitasnya adalah 21
util.
C.
Hukum Gossen
II
H.H. Gossen mengemukakan lagi teorinya, yang
dikenal dengan hukum Gossen II, yang menyatakan:
“Jika konsumen melakukan pemenuhan kebutuhan akan
berbagai jenis barang dengan tingkat pendapatan dan harga barang tertentu,
konsumen tersebut akan mencapai tingkat optimisasi konsumsinya pada saat rasio
marginal utility (MU) berbanding harga sama untuk semua barang yang
dikonsumsinya.”
Contoh Tabel yang anda buat tersebut menguraikan tentang
seorang konsumen yang memaksimumkan utilitas dari satu barang (air minum) yang
dikonsumsinya. Dalam kehidupan sehari-hari, setiap konsumen selalu mencoba
mancapai utilitas maksimum dari berbagai jenis barang yang dikonsumsinya.
Seandainya harga setiap barang adalah sama, utilitas akan mencapai maksimum
pada saat utilitas marjinal dari setiap barang adalah sama. Sebagai contoh,
Fatimah mengonsumsi 3 jenis barang yaitu X, Y, dan Z. Ternyata kuantitas X yang
kedua, kuantitas Y yang ketiga, dan kuantitas Z yang kelima, memberikan
utilitas yang sama. Jadi, Fatimah akan mencapai utilitas maksimum pada saat
mengonsumsi dua unit barang X, tiga unit barang Y, dan lima unit barang Z.
Secara ringkas, hal tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
MUX = MUY =
MUZ
3. FUNGSI
PRODUKSI
Fungsi produksi adalah suatu bagian fungsi
yang ada pada perusahaan yang bertugas untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang
diperlukan bagi terselenggaranya proses produksi.
Faktor produksi dibedakan menjadi 4 macam,
yaitu sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan
wirausahawan. Menurut prilaku penggunaannya, faktor produksi dapat dibedakan
menjadi 2 kelompok sebagai berikut:
a. Faktor Produksi Tetap
b. Faktor Produksi Tidak Tetap
4. TEORI
PRODUKSI
Dengan penggunaan faktor produksi tetapyang sama, penambahan faktor
produksi variabel yang selalu dilakukan dalam suatu usaha tidak selalu
merupakan proses produksi yang efisien, yang akan memberikan peningkatan hasil
yang sebanding. hal tersebut dikarenakan faktor produksi tetap mempunyai
keterbatasan penggunaan.
KEGIATAN
BELAJAR 4 : PERMINTAAN DAN PENAWARAN
A. PERMINTAAN
- Pengertian Permintaan
Menurut
ilmu ekonomi, permintaan adalah berbagai jenis dan jumlah barang dan jasa yang
diminta pembeli pada berbagai kemungkinan harga dalam periode tertentu di
pasar.
- Hukum Permintaan
Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang
adanya hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang
yang diminta. Apabila harga naik jumlah barang yang diminta sedikit dan apabila
harga rendah jumlah barang yang diminta meningkat. Dengan demikian hukum
permintaan berbunyi:
“Semakin
turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang tersedia diminta,
dan sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang
bersedia diminta.”
Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus.
Artinya hukum permintaan tersebut berlaku jika keadaan atau faktor-faktor
selain harga tidak berubah (dianggap tetap).
- Faktor yang mempengaruhi permintaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan:
1. Harga barang itu sendiri
Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang itu bertambah.
2. Harga barang lain yang terkait
Berpengaruh apabila terdapat 2 barang yang saling terkait yang keterkaitannya dapat bersifat subtitusi (pengganti) dan bersifat komplemen (penggenap).
3. Tingkat pendapatan perkapita
Dapat mencerminkan daya beli. Makin tinggi tingkat pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu barang meningkat.
4.Selera atau kebiasaan
Tinggi rendahnya suatu permintaan ditentukan oleh selera atau kebiasaan dari pola hidup suatu masyarakat.
5.Jumlah penduduk
Semakin banyak jumlah penduduk yang mempunyai selera atau kebiasaan akan kebutuhan barang tertentu, maka semakin besar permintaan terhadap barang tersebut.
6.Perkiraan harga di masa mendatang
Bila kita memperkirakan bahwa harga suatu barang akan naik, adalah lebih baik membeli barang tersebut sekarang, sehingga mendorong orang untuk membeli lebih banyak saat ini guna menghemat belanja di masa depan.
7.Distribusi pendapatan
Tingkat pendapatan perkapita bisa memberikan kesimpulan yang salah bila distribusi pendapatan buruk. Jika distribusi pendapatan buruk, berarti daya beli secara umum melemah, sehingga permintaan terhadap suatu barang menurun.
8.Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan.
Bujukan para penjual untuk membeli barang besar sekali peranannya dalam mempengaruhi masyarakat. Usaha-usaha promosi kepada pembeli sering mendorong orang untuk membeli banyak daripada biasanya.
1. Harga barang itu sendiri
Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang itu bertambah.
2. Harga barang lain yang terkait
Berpengaruh apabila terdapat 2 barang yang saling terkait yang keterkaitannya dapat bersifat subtitusi (pengganti) dan bersifat komplemen (penggenap).
3. Tingkat pendapatan perkapita
Dapat mencerminkan daya beli. Makin tinggi tingkat pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu barang meningkat.
4.Selera atau kebiasaan
Tinggi rendahnya suatu permintaan ditentukan oleh selera atau kebiasaan dari pola hidup suatu masyarakat.
5.Jumlah penduduk
Semakin banyak jumlah penduduk yang mempunyai selera atau kebiasaan akan kebutuhan barang tertentu, maka semakin besar permintaan terhadap barang tersebut.
6.Perkiraan harga di masa mendatang
Bila kita memperkirakan bahwa harga suatu barang akan naik, adalah lebih baik membeli barang tersebut sekarang, sehingga mendorong orang untuk membeli lebih banyak saat ini guna menghemat belanja di masa depan.
7.Distribusi pendapatan
Tingkat pendapatan perkapita bisa memberikan kesimpulan yang salah bila distribusi pendapatan buruk. Jika distribusi pendapatan buruk, berarti daya beli secara umum melemah, sehingga permintaan terhadap suatu barang menurun.
8.Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan.
Bujukan para penjual untuk membeli barang besar sekali peranannya dalam mempengaruhi masyarakat. Usaha-usaha promosi kepada pembeli sering mendorong orang untuk membeli banyak daripada biasanya.
- Macam-macam permintaan
·
Permintaan berdasarkan daya beli konsumen
terdiri dari:
1.
Permintaan efektif, yaitu permintaan yang disertai
dengan daya beli dan sudah dilaksanakan. Permintaan efektif ini dapat diketahui
dari tinggi rendahnya hasil penjualan barang/jasa.
2.
Permintaan potensial, yaitu permintaan yang disertai
dengan kemampuan membeli tetapi belum terjadi transaksi. Misalnya orang-orang
kaya yang menghadiri penawaran suatu produk baru, memiliki kemampuan sekaligus
keinginan untuk memiliki barang yang ditawarkan, tetapi belum melakukan
transaksi pembelian.
3.
Permintaan absolut, yaitu permintaan yang tidak
didukung dengan kemampuan membeli. Keadaan ini menunjukkan rendahnya daya beli
masyarakat, tetapi keinginan untuk memiliki barang sangatlah besar.
·
Permintaan berdasarkan pendapatan riil atau
nyata konsumen terdiri dari:
1. Permintaan
Konsumen, yaitu permintaan yang dilakukan oleh seluruh anggota masyarakat
terhadap barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Permintaan
Pengusaha, yaitu berawal dari pengusaha berusaha memproduksi barang dan jasa
yang dibutuhkan konsumen.
3. Permintaan
Pemerintah, yaitu bertitik tolak dari pemerintah mengeluarkan belanja untuk
kelancaran roda pemerintah sehingga menimbulkan permintaan pemerintah terhadap
barang dan jasa.
4. Permintaan
Luar Negeri, yaitu permintaan yang datang dari konsumen, pengusaha dan
pemerintah negara lain sehingga mempengaruhi juga permintaan dalam negeri.
·
Permintaan berdasarkan jumlah permintaannya
terdiri dari:
1.
Permintaan Individual, yaitu permintaan terhadap
sejumlah barang di pasar pada waktu dan harga tertentu yang dilakukan oleh
individu tertentu.
2.
Permintaan pasar, yaitu permintaan terhadap suatu
barang di pasar pada waktu dan harg tertentu yang dilakukan oleh sekelompok
konsumen
- Daftar permintaan dan kurva permintaan
Hubungan
antara permintaan suatu barang dengan berbagai kemungkinan tingkat harga dapat
digambarkan dalam bentuk kurva
a.
Fungsi Permintaan
Merupakan bentuk matematis untuk menggambarkan kurva permintaan merupakan
hubungan antara variabel hargadengan variabel jumlah barang atau jasa. Secara
sistematis, fungsi permintaan tersebut dapat di tulis dalam bentuk:
Q=-aP+b
b.
Daftar Permintaan
Daftar permintaan ialah suatu tabel yang
memberi gambaran dalam angka-angka tentang hubungan antara harga dengan jumlah
yang diminta masyarakat. Ia menggambarkan besarnya permintaan yang ada pada
berbagai tingkat harga.
c.
Kurva Permintaan
Kurva Permintaan dapat didefinisikan
sebagai : “Suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan anta ra harga suatu
barang tertentu dengan jumlah barang tersebut yang diminta para pembeli.” Kurva
permintaan berbagai jenis barang pada umumnya menurun dari kiri ke kanan bawah.
Kurva yang demikian disebabkan oleh sifat hubungan antara harga dan jumlah yang
diminta yang mempunyai sifat hubungan terbalik.
B. PENAWARAN
1. Pengertian
Penawaran
Penawaran adalah
jumlah barang dan jasa yang tersedia untuk dijual pada berbagai tingkat harga
dan situasi
2. Hukum
Penawaran
Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan bahwa:
“Semakin tinggi harga suatu barang, semakin banyak
jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya, makin
rendah harga suatu barang, semakin sedikit jumlah barang tersebut yang
ditawarkan.”
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran
a.
Biaya produksi
b.
Teknologi
c.
Harga barang lain
d.
Tujuan perusahaan
e.
Jumlah produsen
f.
Pajak
g.
Kebijakan pemerintah
4. Daftar
penawaran dan Kurva Penawaran
Hubungan antara penawaran suatu barang dengan berbagai tingkat harga
dapat digambarkan dalam bentuk kurva.
1)
Fungsi Penawaran
Merupakan bentuk matematis untuk menyusun daftar penawaran pada
berbagai kemungkinan tingkat harga. bentuk umum fungsi penawaran sebagai
berikut.
Q=aP-P
2)
Daftar Penawaran
Daftar penawaran yang gambaran yang
menunjukan jumlah penawaran pada berbagai tingkat harga.
3)
Kurva Penawaran
Kurva penawaran dapat didefinisikan
sebagai :
“Yaitu suatu kurva yang menunjukkan hubungan diantara harga suatu barang tertentu dengan jumlah barang tersebut yang ditawarkan”.
- Kalau penawaran bertambah diakibatkan oleh faktor-faktor di luar harga, maka supply bergeser ke kiri atas.
- Kalau berkurang kurva supply bergeser ke kiri atas.
- Terbentuknya harga pasar ditentukan oleh mekanisme pasar
“Yaitu suatu kurva yang menunjukkan hubungan diantara harga suatu barang tertentu dengan jumlah barang tersebut yang ditawarkan”.
- Kalau penawaran bertambah diakibatkan oleh faktor-faktor di luar harga, maka supply bergeser ke kiri atas.
- Kalau berkurang kurva supply bergeser ke kiri atas.
- Terbentuknya harga pasar ditentukan oleh mekanisme pasar
A. Keseimbangan
Pasar
1. Pengertian
Harga Keseimbangan
Harga
keseimbangan (harga pasar) merupakan harga yang terjadi sebagai akibat
interaksi permintaan dan penawaran terjadi di pasar, maka harga keseimbangan
disebut harga pasar.
Kecenderungan pembeli ialah
menginginkan harga murah dengan kualitasbarang yang bagus, sedangkan penjual mempunyai kecenderungan
untuk mendapatkan keuntungan banyak.
kecenderungan berlawanan ini tidak akanmenghasilkan transaksi jika
tidak ada kesepakatan harga.kesepakatan
harga pasar terbentuk melalui tawar menawar antara pembelidan penjual. hasil
tawar menawar antara pembeli dengan penjual dinamakanharga pasar, dalam
ilmu ekonomi disebut harga keseimbangan atau equilibrium.
2. Proses Terbentuknya Harga Keseimbangan Pasar
Proses
terbentuknya harga keseimbangan berawal dari adanya interaksiantara pembeli
(permintaan) dan penjual (penawaran) yang dilakukan secara wajar.
Interaksi antara permintaan dan penawaran sangat dipengaruhi olehhukum
permintaan dan penawaran karena hal berikut:
a.Hukum permintaan menyatakan bahwa permintaan cenderung akanbertambah
apabila harga berangsur turun.
b.Hukum penawaran menyatakan bahwa penawaran
cenderung akanbertambah jika harga berangsur naik
- Harga pasar akan
tercapai setelah melalui serangkaian proses tawar – menawar antara penjual dan
pembeli.
- Apabila harga
barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual dirasa terlalu tinggi oleh
pembeli maka barang dan jasa tersebut tidak dapat terjual.
- Istilah Surplus
dikenal dengan pengertian suatu keadaaan dimana terjadi kelebihan penawaran.
- Istilah Shortage dikenal
dengan pengertian suatu keadaan dimana terjadi kelebihan permintaan
- Prinsip Ceteris
Paribus berlaku dalam hal ini, yaitu Harga merupakan satu – satunya faktor yang
menentukan permintaan dari pembeli dan penawaran dari penjual.
Ø Faktor – Faktor yang mempengaruhi harga pasar :
·
Permintaan
terhadap barang atau jasa bertambah, sedangkan jumlah barang atau jasa
terbatas.
·
Tinggi rendahnya
biaya produksi.
·
Pandangan masa
depan dari produsen atau konsumen.
·
Produsen
mengetahui selera konsumen.
·
Penawaran terhadap
barang atau jasa bertambah, sedangkan daya beli konsumen Tetap atau
berkurang
Ø Peranan Harga pasar dalam perekonomian :
·
Menunjukan
perubahan kebutuhan masyarakat.
·
Membantu
menentukan penawaran.
·
Menggerakkan
pengusaha untuk berkreasi terhadap perubahan permintaan
Ø Fungsi harga pasar adalah sebagai berikut :
·
Menentukan jenis
barang yang akan diproduksi.
·
Menentukan
pembagian hasil produksi diantara para konsumen.
·
Menentukan
teknologi yang akan digunakan dalam proses produksi.
B. ELASTISITAS
PERMINTAAN
1. Pengertian
Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan adalah suatu alat atau konsep
yang digunakan untuk mengukur derajat kepekaan atau respon perubahan jumlah
atau kualitas barang yang dibeli sebagai akibat perubahan factor yang
mempengaruhi. Dalam hal ini pada dasarnya ada tiga variable pertama yang
mempengaruhi, maka dikenal tiga elastisitas permintaan, yaitu: “Elastisitas
Harga Permintaan, Elastisitas Silang, Dan Elastisitas Pendapatan”.
2. Elastisitas Permintaan Dalam Elasstisitas Harga
Elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan
atau respon jumlah permintaan akibat berubahan harga barang atau dengan kata
lain merupakan perbandingan dari pada presentasi perubahan jumlah barang yang
diminta dengan prosentase perubahan dengan harga dipasar, sesuai dengan
hokum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun dan
sebaliknya.
Dalam analisis, elastisitas harga permintaan lebih
kerap dinyatakan sebagai elastisitas permintaan. Nilai perbandingan
antara persentasi perubahan jumlah diminta dengan persentasi perubahan harga
disebutkoefisien elastisitas permintaan.
Perhitungan koefisien elastisitas permintaan dengan
menggunakan metode mid point adalah sebagai berikut :
Ed = % perubahan kuantitas diminta / % perubahan harga,
Keterangan :
ED
= Elastisitas permintaan
Q2 = Kuantitas permintaan setelah perubahan
Q1 = Kuantitas permintaan awal
P2 = Harga setelah perubahan
P1 = Harga awal
Q2 = Kuantitas permintaan setelah perubahan
Q1 = Kuantitas permintaan awal
P2 = Harga setelah perubahan
P1 = Harga awal
Dalam perhitungan koefisien elastisitas ini, angka minus
tidak perlu ditulis karena kita telah mengetahui bahwa antara harga dan
permintaan berslope negatif. Artinya, kenaikan harga akan menurunkan
permintaan, dan sebaliknya (hukum permintaan).
Contoh : Apabila harga es krim naik dari $2 menjadi $2,2 dan
jumlah pembelian turun dari 10 batang menjadi 8 batang, maka elastsitas
permintaan dihitung sebagai berikut :
Koefisien sebesar 2,32 menunjukkan bahwa perubahan harga
sebesar 1 persen akan menimbulkan perubahan permintaan sebesar 2,32 %.
Elastisitas permintaan memiliki hubungan negatif (arahnya berbalikan), yaitu
ketika harga naik permintaan akan turun, vice versa.
Jenis-jenis
Elastisitas Permintaan
Ada
lima jenis elastisitas permintaan :
1.
Permintaan tidak elastis sempurna : elastisitas = 0.
Perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang diminta. Dengan demikian,
kurvanya berbentuk vertikal. Kurva berbentuk vertikal ini berarti bahwa
berapapun harga yang ditawarkan, kuantitas barang/jasa tetap tidak berubah.
Contoh barang yang permintaannya tidak elastis sempurna adalah tanah (meskipun
harganya naik terus, kuantitas yang tersedia tetap terbatas), lukisan milik
pelukis yang telah meninggal (berapapun harga yang ditawar atas lukisan,
pelukis tersebut tidak akan mampu menambah kuantitas lukisannya), dan contoh
lainnya yang sejenis.
2.
Permintaan tidak elastis : elastisitas < 1. Prosentase
perubahan kuantitas permintaan < dari prosentase perubahan harga. Contoh
permintaan tidak elastis ini dapat dilihat diantaranya pada produk kebutuhan.
Misalnya beras, meskipun harganya naik, orang akan tetap membutuhkan konsumsi
beras sebagai makanan pokok. Karenanya, meskipun mungkin dapat dihemat
penggunaannya, namun cenderung tidakakan sebesar kenaikan harga yang terjadi.
Sebaliknya pula, jika harga beras turun konsumen tidak akan menambah
konsumsinya sebesar penurunan harga. Ini karena konsumsi beras memiliki
keterbatasan (misalnya rasa kenyang). Contoh lainnya yang sejenis adalah
bensin. Jika harga bensin naik, tingkat penurunan penggunaannya biasanya tidak
sebesar tingkat kenaikan harganya. Ini karena kita tetap membutuhkan bensin
untuk bepergian. Sama halnya, ketika harganya turun, kita juga tidak mungkin
bepergian terus menerus demi menikmati penurunan harga tersebut. Karakteristik
produk yang seperti ini mengakibatkan permintaan menjadi tidak elastis.
3.
Permintaan uniter elastis : elastisitas = 1. Prosentase
perubahan kuantitas permintaan = prosentase perubahan harga. Contoh produk yang
elastisitasnya uniter tidak dapat disebutkan secara spesifik. Jenis permintaan
ini sebenarnya lebih sebagai pembatas antara permintaan elastis dan tidak
elastis, sehingga belum tentu ada produk yang dapat dikatakan memiliki
permintaan uniter elastis.
4.
Permintaan elastis : elastisitas > 1. Prosentase
perubahan kuantitas permintaan > prosentase perubahan harga. Ini sering
terjadi pada produk yang mudah dicari substitusinya. Misalnya saja pakaian,
makanan ringan, dan lain sebagainya. Ketika harganya naik, konsumen akan dengan
mudah menemukan barang penggantinya.
5.
Permintaan elastis sempurna : elastisitas tak
terhingga. Dimana pada suatu harga tertentu pasar sanggup membeli
semua barang yang ada di pasar. Namun, kenaikan harga sedikit saja akan
menjatuhkan permintaan menjadi 0. Dengan demikian, kurvanya berbentuk
horisontal. Contoh produk yang permintaannya bersifat tidak elastis sempurna
diantaranya barang/jasa yang bersifat komoditi, yaitu barang/jasa yang memiliki
karakteristik dan fungsi sama meskipun dijual di tempat yang berbeda atau
diproduksi oleh produsen yang berbeda. Dengan demikian, secara nalar
barang/jasa tersebut seharusnya memiliki harga yang sama pula. Misalnya saja
paperclip dan pen tinta biasa (seperti pen merek S dan P yang rata-rata
berharga 1000-1500). Jika kita pergi ke supermarket untuk membeli paperclip,
misalnya, kita cenderung tidak akan memperhatikan perbedaan merek. Satu-satunya
yang sering kita jadikan bahan perbandingan adalah harga, dimana kita akan
membeli paperclip yang harganya paling murah (atau pada harga rata-rata yang
diterima pasar). Akibatnya, bagi perusahaan yang menjual paperclip diatas harga
rata-rata, permintaan akan barangnya akan turun ke nol. Ini karena semua
paperclip, meskipun harganya berbeda-beda, memberikan fungsi yang sama.
Faktor
Penentu Elastisitas Permintaan
Ada
empat faktor utama dalam menentukan elastisitas permintaan :
1.
Produk substitusi.
Semakin banyak produk pengganti (substitusi), permintaan akan semakin elastis. Hal ini dikarenakan konsumen dapat dengan mudah berpindah ke produk substitusi jika terjadi kenaikan harga, sehingga permintaan akan produk akan sangat sensitif terhadap perubahan harga.
Semakin banyak produk pengganti (substitusi), permintaan akan semakin elastis. Hal ini dikarenakan konsumen dapat dengan mudah berpindah ke produk substitusi jika terjadi kenaikan harga, sehingga permintaan akan produk akan sangat sensitif terhadap perubahan harga.
2.
Prosentase pendapatan yang dibelanjakan.
Semakin tinggi bagian pendapatan yang digunakan untuk membelanjakan produk tersebut, maka permintaan semakin elastis. Produk yang harganya mahal akan membebani konsumen ketika harganya naik, sehingga konsumen akan mengurangi permintaannya. Sebaliknya pada produk yang harganya murah.
Semakin tinggi bagian pendapatan yang digunakan untuk membelanjakan produk tersebut, maka permintaan semakin elastis. Produk yang harganya mahal akan membebani konsumen ketika harganya naik, sehingga konsumen akan mengurangi permintaannya. Sebaliknya pada produk yang harganya murah.
3.
Produk mewah versus kebutuhan.
Permintaan akan produk kebutuhan cenderung tidak elastis, dimana konsumen sangat membutuhkan produk tersebut dan mungkin sulit mencari substitusinya. Akibatnya, kenaikan harga cenderung tidak menurunkan permintaan. Sebaliknya, permintaan akan produk mewah cenderung elastis, dimana barang mewah bukanlah sebuah kebutuhan dan substitusinya lebih mudah dicari. Akibatnya, kenaikan harga akan menurunkan permintaan.
Permintaan akan produk kebutuhan cenderung tidak elastis, dimana konsumen sangat membutuhkan produk tersebut dan mungkin sulit mencari substitusinya. Akibatnya, kenaikan harga cenderung tidak menurunkan permintaan. Sebaliknya, permintaan akan produk mewah cenderung elastis, dimana barang mewah bukanlah sebuah kebutuhan dan substitusinya lebih mudah dicari. Akibatnya, kenaikan harga akan menurunkan permintaan.
4.
Jangka waktu permintaan dianalisis.
Semakin lama jangka waktu permintaan dianalisis, semakin elastis permintaan akan suatu produk. Dalam jangka pendek, kenaikan harga yang terjadi di pasar mungkin belum disadari oleh konsumen, sehingga mereka tetap membeli produk yang biasa dikonsumsi. Dalam jangka panjang, konsumen telah menyadari kenaikan harga, sehingga mereka akan pindah ke produk substitusi yang tersedia. Selain itu, dalam jangka panjang kualitas dan desain produk juga berubah, sehingga lebih mudah menyebabkan konsumen pindah ke produk lain.
Semakin lama jangka waktu permintaan dianalisis, semakin elastis permintaan akan suatu produk. Dalam jangka pendek, kenaikan harga yang terjadi di pasar mungkin belum disadari oleh konsumen, sehingga mereka tetap membeli produk yang biasa dikonsumsi. Dalam jangka panjang, konsumen telah menyadari kenaikan harga, sehingga mereka akan pindah ke produk substitusi yang tersedia. Selain itu, dalam jangka panjang kualitas dan desain produk juga berubah, sehingga lebih mudah menyebabkan konsumen pindah ke produk lain.
Elastisitas
dan Total Penerimaan (penjual/produsen)
Elastisitas
permintaan mempengaruhi total penerimaan yang diterima oleh penjual ataupun
produsen. Hubungan keduanya adalah sebagai berikut :
1. Permintaan tidak elastis sempurna (= 0), perubahan harga tidak mempengaruhi kuantitas yang diminta atas barang. Dengan demikian, kenaikan harga akan meningkatkan total penerimaan, vice versa.
1. Permintaan tidak elastis sempurna (= 0), perubahan harga tidak mempengaruhi kuantitas yang diminta atas barang. Dengan demikian, kenaikan harga akan meningkatkan total penerimaan, vice versa.
2.
Permintaan tidak elastis (< 1), prosentase perubahan kuantitas yang diminta
< dari prosentase perubahan harga. Oleh karena itu, kenaikan harga akan
meningkatkan total penerimaan penjual/produsen, vice versa.
3.
Permintaan uniter elastis (= 1), prosentase perubahan kuantitas = prosentase
perubahan harga. Dengan demikian, tidak ada pengaruh terhadap total penerimaan.
4.
Permintaan elastis (> 1), prosentase perubahan kuantitas yang diminta >
dari prosentase perubahan harga. Oleh karenanya, kenaikan harga akan menurunkan
total penerimaan penjual/produsen, vice versa.
5.
Permintaan elastis sempurna (tak terhingga), kenaikan harga akan menyebabkan
permintaan turun jadi 0. Oleh karenanya, kenaikan harga sekecil apapun akan
menghilangkan total penerimaan. Sementara penurunan harga akan menurunkan total
penerimaan.
Pembuktian
akan hubungan antara hubungan antara elastisitas dan total penerimaan ini dapat
disimulasikan sendiri dengan menentukan koefisien elastisitas sebuah produk.
Elastisitas
Permintaan Silang
Elastisitas
permintaan silang mengukur bagaimana perubahan kuantitas yang diminta atas
sebuah produk mempengaruhi harga produk lainnya. Perhitungannya adalah sebagai
berikut :
Keterangan :
EA,B = elastisitas silang antara produk A dan B
P1B = harga awal produk B
P2B = harga produk B setelah perubahan
ΔQA = kenaikan permintaan produk A
Q1A = kuantitas permintaan awal produk A
Q2A = kuantitas permintaan produk A setelah harga produk B berubah
ΔPB = kenaikan harga produk B
Elastisitas
silang berhubungan dengan karakteristik kedua produk, yaitu :
1. Produk substitusi.
Elastisitas permintaan silang adalah positif, dimana kenaikan harga produk A akan menaikkan permintaan atas produk B. Contoh produk substitusi : minyak tanah dan kayu bakar, makanan ringan yang tersedia dalam berbagai merek, beras berkualitas sama mereak A dan B, dan lain sebagainya.
2. Produk komplementer.
Elastisitas permintaan silang adalah negatif , dimana kenaikan harga produk A akan menurunkan permintaan produk B, vice versa. Contoh produk komplementer misalnya bensin dan mobil (mobil tidak dapat digunakan tanpa bensin). Jika harga bensin naik, permintaan akan mobil akan cenderung turun.
1. Produk substitusi.
Elastisitas permintaan silang adalah positif, dimana kenaikan harga produk A akan menaikkan permintaan atas produk B. Contoh produk substitusi : minyak tanah dan kayu bakar, makanan ringan yang tersedia dalam berbagai merek, beras berkualitas sama mereak A dan B, dan lain sebagainya.
2. Produk komplementer.
Elastisitas permintaan silang adalah negatif , dimana kenaikan harga produk A akan menurunkan permintaan produk B, vice versa. Contoh produk komplementer misalnya bensin dan mobil (mobil tidak dapat digunakan tanpa bensin). Jika harga bensin naik, permintaan akan mobil akan cenderung turun.
Elastisitas
Permintaan Pendapatan (pembeli/konsumen)
Elastisitas
permintaan pendapatan (elastisitas pendapatan) mengukur bagaimana kuantitas
permintaan merespon terhadap perubahan pendapatan pembeli. Rumus perhitungannya
adalah :
Elastisitas
pendapatan = % perubahan kuantitas diminta / % perubahan pendapatan
Elastisitas
pendapatan ditentukan oleh jenis produk, yaitu :
1. Produk normal.
Elastisitas pendapatan adalah positif. Misalnya, permintaan akan produk normal akan meningkat jika pendapatan meningkat. Contoh ekstrimnya adalah beras, dapat digantikan dengan ubi sebagai produk inferiornya.
2. Produk inferior.
Elastisitas pendapatan adalah negatif. Misalnya, permintaan akan produk inferior akan menurun jika pendapatan meningkat.
1. Produk normal.
Elastisitas pendapatan adalah positif. Misalnya, permintaan akan produk normal akan meningkat jika pendapatan meningkat. Contoh ekstrimnya adalah beras, dapat digantikan dengan ubi sebagai produk inferiornya.
2. Produk inferior.
Elastisitas pendapatan adalah negatif. Misalnya, permintaan akan produk inferior akan menurun jika pendapatan meningkat.
C. ELASTISITAS
PENAWARAN
1. Pengertian
Elastisitas Permintaan
Elastisitas penawaran mempunyai sifat-sifat yang bersamaan
dengan elastisitas permintaan, yaitu tedapat lima tingkatan
elastisitas: elastis sempurna, elastis, elastisitas uniter, tidak
elastis dan tidak elastis sempurna.
Elastisitas
harga penawaran mengukur seberapa banyak penawaran barang dan jasa berubah ketika
harganya berubah. Elastistas harga ditunjukkan dalam bentuk prosentase
perubahan atas kuantitas yang ditawarkan sebagai akibat dari satu persen
perubahan harga.
2. Koefisien
Elastisitas Penawaran
Perhitungan
koefisien elastisitas permintaan dengan menggunakan metode mid point adalah
sebagai berikut :
Es = % perubahan
kuantitas penawaran / % perubahan harga,
Keterangan :
ES = Elastisitas penawaran
Q2 = Kuantitas penawaran setelah perubahan
Q1 = Kuantitas penawaran awal
P2 = Harga setelah perubahan
P1 = Harga awal
ES = Elastisitas penawaran
Q2 = Kuantitas penawaran setelah perubahan
Q1 = Kuantitas penawaran awal
P2 = Harga setelah perubahan
P1 = Harga awal
Jenis-jenis
Elastisitas Penawaran
Ada lima jenis
elastisitas penawaran :
1. Penawaran
tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Penawaran tidak dapat ditambah
pada tingkat harga berapapun, sehingga kurva penawaran (S) akan terlihat
vertikal.
2. Penawaran
tidak elastis : elastisitas < 1. Perubahan penawaran lebih kecil dari
perubahan harga, artinya perubahan harga mengakibatkan perubahan yang relatif
kecil terhadap penawaran.
3. Penawaran
uniter elastis : elastisitas = 1. Perubahan penawaran sama dengan perubahan
harga.
4. Penawaran
elastis : elastisitas > 1. Perubahan penawaran lebih besar dari
perubahan harga, artinya perubahan harga mengakibatkan perubahan yang relatif
besar terhadap penawaran.
5. Penawaran
elastis sempurna : elastisitas tak terhingga. Perusahaan dapat
menyuplai berarapun kebutuhan pada satu tingkat harga tertentu. Perusahaan
mampu menyuplai pada biaya per unit konstan dan tidak ada limit kapasitas
produksi.
Faktor Penentu
Elastisitas Penawaran
Ada dua faktor
yang sangat penting dalam menentukan elastisitas penawaran, yaitu :
1. Kemampuan penjual/produsen merubah
jumlah produksi.
Ini berkaitan
dengan biaya dan kapasitas produksi. Penawaran akan cenderung tidak elastis
apabila salah satu dari hal-hal berikut terjadi :
- Biaya produksi untuk menaikkan jumlah penawaran besar. Misalnya jika produksi saat ini telah mencapai skala ekonomis dan biaya rata-rata minimal, maka penambahan satu unit produksi akan menambah biaya rata-rata dan mengakibatkan produksi berada dalam skala tidak ekonomis.
- Atau kapasitas produksi telah terpakai penuh, sehingga penambahan kapasitas akan memerlukan pabrik/mesin baru, misalnya, yang membutuhkan investasi besar.
Sementara penawaran akan cenderung elastis jika yang terjadi adalah sebaliknya.
- Biaya produksi untuk menaikkan jumlah penawaran besar. Misalnya jika produksi saat ini telah mencapai skala ekonomis dan biaya rata-rata minimal, maka penambahan satu unit produksi akan menambah biaya rata-rata dan mengakibatkan produksi berada dalam skala tidak ekonomis.
- Atau kapasitas produksi telah terpakai penuh, sehingga penambahan kapasitas akan memerlukan pabrik/mesin baru, misalnya, yang membutuhkan investasi besar.
Sementara penawaran akan cenderung elastis jika yang terjadi adalah sebaliknya.
2. Jangka waktu analisis.
Pengaruh waktu analisis terhadap elastisitas penawaran dibedakan menjadi tiga :
- Jangka waktu yang sangat singkat. Pada jangka waktu yang sangat singkat, penjual/produsen tidak dapat menambah penawarannya, sehingga penawaran menjadi tidak elastis sempurna.
- Jangka pendek. Kapasitas produksi tidak dapat ditambah dalam jangka pendek, namun perusahaan masih dapat menaikkan produksi dengan kapasitas yang tersedia dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang ada. Hasilnya, penawaran dapat dinaikkan dalam prosentase yang relatif kecil, sehingga penawaran tidak elastis.
- Jangka panjang. Produksi dan jumlah penawaran barang lebih mudah dinaikkan dalam jangka panjang, sehingga penawaran lebih bersifat elastis.
Pengaruh waktu analisis terhadap elastisitas penawaran dibedakan menjadi tiga :
- Jangka waktu yang sangat singkat. Pada jangka waktu yang sangat singkat, penjual/produsen tidak dapat menambah penawarannya, sehingga penawaran menjadi tidak elastis sempurna.
- Jangka pendek. Kapasitas produksi tidak dapat ditambah dalam jangka pendek, namun perusahaan masih dapat menaikkan produksi dengan kapasitas yang tersedia dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang ada. Hasilnya, penawaran dapat dinaikkan dalam prosentase yang relatif kecil, sehingga penawaran tidak elastis.
- Jangka panjang. Produksi dan jumlah penawaran barang lebih mudah dinaikkan dalam jangka panjang, sehingga penawaran lebih bersifat elastis.
3. Stok persediaan.
Semakin besar persediaan, semakin elastis persediaan. Ini karena produsen dapat segera memenuhi kenaikan permintaan dengan persediaan yang ada.
Semakin besar persediaan, semakin elastis persediaan. Ini karena produsen dapat segera memenuhi kenaikan permintaan dengan persediaan yang ada.
4. Kemudahan substitusi faktor
produksi/input.
Semakin tinggi mobilitas mesin (atau kapital lainnya) dan tenaga kerja, semakin elastis penawaran. Semakin elastis mobilitas kapital dan tenaga kerja, semakin mudah produsen memenuhi perubahan permintaan yang terjadi. Ini karena kapital dan tenaga kerja ebih fleksibel, sehingga dapat ditambah atau dikurangi sewaktu-waktu dibutuhkan.
Semakin tinggi mobilitas mesin (atau kapital lainnya) dan tenaga kerja, semakin elastis penawaran. Semakin elastis mobilitas kapital dan tenaga kerja, semakin mudah produsen memenuhi perubahan permintaan yang terjadi. Ini karena kapital dan tenaga kerja ebih fleksibel, sehingga dapat ditambah atau dikurangi sewaktu-waktu dibutuhkan.
Pengertian Pasar
Dari pengalaman sehari-hari, pasar
itu berarti tempat untuk jual beli barang-barang kebutuhan hidup
sehari-hari. Di pasar, ada banyak penjual dan pembeli. Di pasar juga bisa
kita lihat ada berbagai macam barang yang ditawarkan atau dibeli oleh
konsumen. Di pasar orang melakukan transaksi dengan membayar secara tunai.
Artinya, banyak konsumen atau
pembeli datang ke pasar untuk berbelanja dengan membawa uang tunai. Inilah
pasar dalam arti asli atau konkrit seperti yang nampak pada gambar
di bawah ini.
Pada gambar, nampak penjual sedang
menawarkan jajan-jajanan dan pembeli yang sedang memilih jajan tersebut
untuk dibeli. Disebut konkrit karena secara fisik pasar itu tampak atau
ada. Begitu pula dengan barang-barang yang diperjualbelikan.
Bahkan antara pembeli dan penjual bertemu muka dalam peristiwa jual beli tersebut. Istilah “pasar kaget”, “pasar tiban”, pasar terapung”, “pasar senggol”, “pasar tumpah”, hanyalah sekadar sebutan atau istilah yang diberikan oleh masyarakat setempat untuk menunjukkan pasar dalam arti konkrit ini.
Dengan adanya kemajuan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi, transaksi jual beli barang atau jasa dapat dilakukan melalui surat, telepon maupun jaringan internet.
Menurut wujudnya pasar juga dapat dibagi menjadi dua yaitu :
Bahkan antara pembeli dan penjual bertemu muka dalam peristiwa jual beli tersebut. Istilah “pasar kaget”, “pasar tiban”, pasar terapung”, “pasar senggol”, “pasar tumpah”, hanyalah sekadar sebutan atau istilah yang diberikan oleh masyarakat setempat untuk menunjukkan pasar dalam arti konkrit ini.
Dengan adanya kemajuan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi, transaksi jual beli barang atau jasa dapat dilakukan melalui surat, telepon maupun jaringan internet.
Menurut wujudnya pasar juga dapat dibagi menjadi dua yaitu :
- Pasar Abstrak
Pasar yang tidak nyata, percakapan antara penjual dan
pembeli hanya dilakukan melalui telepon dan internet mereka tidak bertatap muka
secara langsung.
Contohnya : online shop
- Pasar Konkret
Pasar yang nyata para penjual dan pera pembeli dpat
bertemu langsung dan saling bertatap muka, barang dan jasanya pun sudah dapat
dilihat dan durasakan langsung.
Contohnya : pasar swalayan
Syarat-syarat terjadinya pasar:
baca selengkapnya
baca selengkapnya
- terdapat penjual dan pembeli
- tersedia barang dan jasa yang diperjualbelikan
- terjadinya transaksi antara pembeli dan penjual melalui proses tawar menawar
- tersedia media untuk berinteraksi antara penjual dan pembeli
Dalam kegiatan pasar mempunyai tiga
fungsi utama, sebagai berikut:
- fungsi distribusi
- fungsi pembentuk harga
- fungsi promosi
Bentuk-Bentuk
Pasar
A. Pasar persaingan sempurna
Pasar persaingan
sempurna memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
(1) terdapat
banyak pembeli dan penjual sehingga secara perseorangan
pembeli/penjual tidak dapat mempengaruhi harga pasar,
(2) penjual dan
pembeli mengetahui benar keadaan pasar,
(3) barang yang
diperdagangkan homogen sehingga dapat saling menggantikan secara sempurna
(4) pembeli dan
penjual bebas keluar masuk dalam melakukan transaksi di pasar.
Bentuk pasar
persaingan sempurna semacam itu hanya ada dalam teori saja,
sedangkan dalam kenyataannya tidak pernah terjadi karena tidak akan ada
barang yang dapat saling menggantikan secara sempurna. Selain itu
barang-barang yang diperdagangkan di pasar selalu berbeda, mungkin karena
merk, bentuk, letak, maupun harga. Jumlah pembeli dan penjual juga
tertentu jumlahnya karena mereka mempunyai langganan sendiri.
B. Pasar Bukan Persaingan
Sempurna
Pasar persaingan
bukan sempurna merupakan pasar dengan ciri para penjual atau pembeli dapat
mempengaruhi harga karena jumlah barang yang ditawarkan atau dibeli cukup
banyak dan sifat barang yang ditawarkan berbeda dengan penjual lain.
Bentuk-bentuk
pasar persaingan tidak sempurna adalah sebagai berikut:
1) Pasar
monopoli dan monopsoni
Monopoli berarti
penjual tunggal, dengan demikian pasar monopoli merupakan
pasar yang
dikuasai atau dilayani oleh satu penjual. Sementara itu monopsoni
berarti pembeli tunggal sehingga pasar monopsoni merupakan pasar yang
dikuasai oleh satu pembeli. Karena dalam pasar monopoli hanya terdapat
satu penjual, maka perusahaanmenguasai harga. Perusahaan mampu menaikkan maupun
menurunkan tingkat harga dengan cara menambah atau mengurangi jumlah
barang yang diperjual belikan.
Di Indonesia
monopoli hanya diizinkan bagi perusahaan-perusahaan negara
yang menyediakan barang untuk keperluan hajat hidup orang banyak seperti:
telepon, air, gas, pengangkutan kereta api dan udara, komunikasi dan
pertahanan keamanan. Sementara itu, untuk pasar monopsoni di kalangan
konsumen jarang dijumpai. Tetapi di kalangan produsen atau pembeli
faktor-faktor produksi, pengusaha monopsoni ini agak banyak.
Contoh: cengkeh
ketika diurus oleh BPPC pada masa Orde Baru. Perusahaan monopsoni dapat
mempengaruhi harga dengan cara menaikkan atau menurunkan jumlah
faktor produksi yang ia beli.
2) Pasar
oligopoli dan oligopsoni
Pasar Oligopoli
merupakan pasar yang dikuasai oleh beberapa penjual (produsen). Jika pasar
hanya dikuasai oleh dua penjual (produsen) maka disebut pasar
duopoli. Biasanya pada pasar oligopoli terdapat dua atau lebih penjual
(produsen) besar yang menguasai sebagian besar pasar. Jika salah satu
perusahaan besar melakukan perubahan harga, perusahaan besar lainnya dapat
terpengaruh. Contohnya di Indonesia adalah operator seluler. Coba hitung
berapa operator seluler yang ada di Indonesia selain Telkomsel dan
Indosat?
Sementara itu,
pasar oligopsoni merupakan pasar yang dikuasai oleh beberapa
pembeli yang
mempunyai kemampuan mempengaruhi harga pasar. Contohnya adalah pembeli
coklat (kakao) yang dilakukan oleh satu asosiasi pembeli kakao yaitu
ASKINDO (Asosiasi Kakao Indonesia).
3) Pasar
persaingan monopolistik
Pasar persaingan
monopolistik merupakan bentuk perpaduan antara pasar
persaingan
sempurna dengan pasar monopoli. Pasar persaingan monopolistik
mengandung ciri
kedua pasar tersebut, yaitu adanya unsur persaingan dan monopoli.
Dikatakan ada
persaingan, karena diantara mereka saling bersaing terhadap barang yang
sama yang mereka jual. Contoh: pabrik rokok Gudang Garam bersaing
dengan pabrik rokok Djarum atau Bentoel. Disamping itu mereka juga
memiliki unsur monopoli terhadap barangnya sendiri. Rokok Gudang Garam
dimonopoli oleh pabrik rokok Gudang Garam sendiri. Jenis barangnya
sama-sama rokok, tetapi berbeda karena adanya merk, rasa dan kemasan.
Secara lebih rinci pasar persaingan monopolistik memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
- Para penjual dapat lebih leluasa dalam menetapkan baik harga maupun jumlah barang yang akan dijual.
- Jumlah pembeli dan penjual cukup banyak, sehingga masing-masing perusahaan masih mempunyai pengaruh atas harga meskipun tidak besar.
- Barang-barang yang diperjual belikan tidak benar-benar homogen melainkan ada perbedaan, meskipun hanya beda dalam merk, bentuk, warna, mutu dan ukuran.
- Contoh pasar persaingan monopolistik adalah: motor Yamaha, Honda, Kawasaki,
- dan Suzuki diproduksi oleh produsen yang berbeda walaupun kegunaannya
- sama.
- Persaingan promosi penjualan yang kuat.
- Penjual dalam pasar persaingan monopolistik memerlukan kejelian dan keuletan untuk mempromosikan barangnya secara gencar dan terus-menerus, tentang mutu dan desain barang agar dapat menarik konsumen. Misalnya promosi antar perusahaan rokok atau mobil.
Pada saat ini
hampir semua pasar yang ada di masyarakat kita merupakan pasar persaingan
monopolistik, bahkan tingkat persaingan dari pasar tersebut sudah sampai
ke dunia Iinternasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar